Layaknya remaja kasmaran, kedua manusia yang tengah berdiri sambil berdansa terus saja memamerkan senyum menawannya. Gerakan keduanya berirama, mangikuti alunan musik yang ada. Saat wajah Sean merunduk, dengan cepat Reva memeluk tubuh Sean. Dalam dekapannya Reva terkekeh.
"Aku bahagia malam ini, aku ngerasa jadi ratu semalam."
"Kamu emang ratu di dalam hidup saya."
Pelukan Reva semakin mengerat, reva tidak ikhlas kalau harus pergi meninggalkan pria sebaik Sean. Selama bersama, hidup Reva selalu aman dan berwarna, tapi Reva juga tahu, di depan sana pintu tertutup rapat untuk mereka. Memang masih banyak pintu, tetapi untuk melaluinya tidak akan mudah, harus berdarah-darah terlebih dahulu.