"Apa kamu mau pulang, Yu? Kalau mau, silahkan aja, biar Mbak jagain Ibu."
"Mumpung masih pagi, cari tiket buat nanti sore atau malam. Dari kemarin, bahkan semalam kamu gelisah banget, tidur juga sampai nyebut-nyebut nama Reva. Emang dia belum ada kabar?"
Pusing, bimbang, gelisah, benar-benar menghantui perasaan Ayu saat ini. Semalaman dia tidak bisa tidur, hatinya terus saja tertuju kepada anaknya. Memang sih Nisa dan juga Kelvin sudah mengabari kalau anaknya baik, tapi entah kenapa hatinya tetap tidak karuan. Memang tidak biasanya Ayu begini, bahkan saat Reva pergi tanpa kabar dua minggu, dia tidak seperti ini.
"Saya bingung, Mbak. Saya ga bisa ninggalin Ibu, saya juga ga tenang. Saya udah bilang Nisa, supaya Reva ke sini, tapi katanya Reva ga mau. Masa iya sih?"
Irna masih terus menatap Ayu dengan lekat. Adiknya memang terlihat bimbang, tetapi dia tetap kekeh ingin di sini.