Rujak.
Batagor.
Dua makanan yang sejak tadi Reva inginkan sudah berada di depan matanya. Akan tetapi, seperti ada yang kurang, benar-benar kurang!
Sean. Iya, di mana pria itu? Kenapa hanya ada makanannya? Dan juga, sejak kapan sudah sampai di apartemen? Sudah hampir sepuluh menit Reva berfikir, namun otaknya benar-benar jongkok sekali.
Apa pria itu pergi? Kenapa harus diam-diam? Kenapa juga tidak bilang? Tapi ya sudahlah, mungkin Sean pulang ingin bertemu Jihan. Sudah cukup sejak di rumah sakit dia menemani, kali ini Reva membiarkan pria itu melakukan kehidupannya.
Reva kembali menggeser makanan di depannya, dia memilih menelungkapkan wajahnya sambil terus berfikir. Bukan memikirkan Sean, tetapi Reva sedang berfikir untuk makan apa. Rujak dan batagor sudah hilang minat, anaknya sudah tidak mau itu.
Tangan Reva terulur mengusap lembut perutnya. Apa setiap Ibu hamil merasakan ini? Perut selalu lapar, ingin ini itu sampai kekeh. Tapi tidak apa, yany penting anaknya kenyang.