Sambil menatap wanita paruh baya di depannya, Reva terus memakan ice cream dengan santai. Sesekali ucapannya lembut, namun terkadang meninggi lagi, itulah Ayu sekarang. Sebetulnya Reva tidak ikhlas melepas Ibunya, dia ingin ikut, tetapi lagi-lagi ditolak dengan sekali hentakan.
"Bu, aku mau ikut ya? Aku janji ga buat rusuh, aku juga mau ketemu sama Ratna."
"Engga!"
"Bu, aku ga mau ditinggal sendiri, takut."
"Halah, biasanya juga kamu paling senang di rumah sendirian. Bukannya enak? Ga ada yang omelin, 'kan?"
Itu benar, Ibunya tidak salah. Tapi untuk saat ini sangat salah! Reva takut sendiri, Reva sangat takut dengan Jihan, belum lagi melayani Sean. Apapun resikoknya, Reva ingin ikut ke Malang! Lebih baik dia menghilang untuk sementara waktu.
"Ibu berangkat nanti malam, Ibu juga ga masak, malem."
