Tangan Nisa bergetar ketika melihat test pack di depannya. Test pack itu bergaris dua, membuat otak Nisa kembali melebur. Suasana taman yang sepi, ditambah keduanya terdiam, membuat ketegangan itu semakin nyata.
Nafas Nissa sangat sesak, tenggorokannya tercekak bahkan untuk sekedar menoleh lehernya sangat kaku. Test pack itu terjatuh, Nisa menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan tangan.
"It-itu test pack siapa?"
"Test pack siapa yang lo bawa?"
"Lo ngajak gue ke luar cuma buat ngeprank? Demi apapun, ini ga lucu."
Reva yang duduk di samping Nisa masih diam, sama sekali tidak bergeming. Kedua matanya terus menatap wajah Nisa dengan gamang. Wajah riang Nisa seketika hilang, tergantikan wajah pucat pasi, bahkan kedua tangannya bergetar.
Satu tetes air mata lolos dari mata Reva, dia tidak kuasa menahan bendungan tersebut. Untuk menjawab saja Reva tidak mampu, karena sekali saja dia bersuara, isakan hebatnya akan luruh.
"Jawab gue, Re, jangan bercandain hal begini."
"Gue hamil."