Kedatangan Tante Ina yang mendadak membuat Reva bisa sedikit bernafas. Setidaknya, dia mempunyai waktu untuk berfikir, alasan apa lagi yang akan dia kelaurkan kepada Ayu. Selagi Ayu menerima tamu, Reva izin untuk ke minimarket.
Selama di perjalanan Reva hanya bengong, mengikuti langkah kaki yang membawanya entah ke mana. Masalah yang awalnya Reva kira sederhana, kini semakin runcing, dan itu karena ulahnya sendiri. Angin yang menerpa wajah, tidak membuat air matanya kering dan masuk kembali.
Reva memilih menepi, dia menatap kali yang berada di sisi sebelah kanannya. Airnya terlihat damai, apa kalau Reva turun ke sana, tubuhnya bisa hanyut ke tempat yang jauh? Otaknya sudah mumet, tempat pulang Reva satu-satunya hanya Sean, namun hal itu tidak bisa Reva lakukan saat ini.
"Gue berharap lo ga ada niat buat loncat, Re."
"Karna bunuh diri bukan opsi terbaik."
"Lalu, apa opsi yang terbaik?"
"Menegakkan tubuh, berbalik badan, lalu menghadapi semuanya."