Getaran singkat dari ponsel dalam genggaman Alana membuatnya mengangkat benda tersebut ke hadapan wajah, mensejajarkannya dengan pandangan. Salah satu alisnya terangkat. Terdapat satu pesan dari Nadin. Tumben sekali wanita itu mengiriminya pesan, bahkan sebelum dirinya mengiriminya pesan mengenai waktu pertemuan mereka malam ini.
Nadin : [Al, jika malam ini kita berbicara di apartemenku saja bagaimana? Aku sangat lelah dengan pekerjaanku hari ini, tidak apa-apa kan?]
Alana tersenyum tipis membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh sahabatnya itu. Seketika pikirannya membayangkan jika pelipis Nadin tengah ditempeli oleh dua buah koyo yang menimbulkan bau kurang enak bagi indera penciuman Alana. Kepalanya lantas menggeleng kecil.
"Kamu kenapa?" Rama yang tengah mengemudi, tentu sesekali melirik ke sampingnya dan ia mendapati Alana tengah tersenyum sendiri seraya menggeleng.