Suara alarm terdengar nyaring di telinganya. Tangannya lantas terulur menyentuh jam weker tersebut kemudian menekannya secara keras agar benda tersebut mati. Dari balik selimut yang menyelimuti sebagian tubuh, Alana mengerang seraya membuka matanya secara perlahan. Dirinya mengerjap. Mulutnya pun terbuka, dan salah satu tangannya menutup mulut. Rasa kantuk itu masih menguasai. Andai saja otaknya tidak ingat bahwa ini adalah hari Senin, sudah pasti Alana akan kembali melanjutkan tidurnya. Namun, sialnya ia diingatkan bahwa ini adalah hari Senin, dirinya harus bekerja, dan ia harus menerima hukuman dari Tuan Kim. Desahan napas lantas keluar dari mulutnya. Harinya baru saja dimulai, tetapi suasana hatinya seketika menjadi buruk.