Selepas makan malam, mereka kembali masuk ke dalam mobil. Adyatma sempat bertanya ingin ke mana pada Alana, tetapi wanita itu pun sama dengan Adyatma—tidak tahu. Pria bermata hitam itu memutuskan untuk melajukan mobilnya pergi dari area restoran yang baru disinggahi. Ia memilih untuk kembali mengitari jalanan malam disaat mereka tidak tahu akan ke mana.
Makan malam yang dirasa cukup singkat itu hanya menyisakahan keheningan diantara mereka. Sama seperti perjalanan sebelumnya, mereka memilih untuk bungkam dan membiarkan senyap menyelimuti. Kecanggungan itu masih terasa, walaupun tidak secanggung awal pertemuan.
Alana kembali menoleh ke jendela. Sudah menjadi kebiasaannya ketika menjadi penumpang dalam mobil, ia akan menghabiskan waktu dengan menatap jalanan dibanding harus membicarakan hal-hal tidak penting. Adyatma pun melirik sekilas ke arah Alana. Sejak sore ia menjemputnya pun wanita itu melakukan hal yang sama. Pria itu menyimpulkan itu merupakan kesenangan Alana.