Adyatma menutup pintu mobilnya. Seulas senyum tipis terukir di wajahnya ketika wajah kesal Alana kembali terngiang dalam benak. Seruan wanita itu bahkan masih berdengung dalam telinganya. Ia menggeleng ketika menyadari tingkahnya saat itu. Dirinya hanya mengatakan apa yang ada dalam benaknya, tetapi hal itu biasa dilakukan pada orang-orang terdekatnya. Namun, tunggu. Dahinya berkerut. Apakah itu berarti Alana termasuk orang terdekatnya?
Adyatma menggeleng seraya terkekeh, tetapi dahinya kembali berkerut. Apakah Alana benar-benar masuk ke dalam kategori orang terdekatnya? Ia bahkan langsung mengatakan apa yang terlintas pada wanita itu, tidak peduli apakah wanita itu akan tersinggung atau tidak. Namun, melihat bagaimana kesalnya dia menandakan bahwa wanita itu tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Hal itu yang membuatnya bebas mengatakan apa pun, lain halnya dengan Astrid.