Suara denting sendok dan garpu terdengar memenuhi ruang makan. Seperti biasa, mereka bertiga menikmati sarapan dalam diam. Seolah berbicara ketika makan merupakan hal tabu, mereka memilih untuk tidak menimbulkan suara.
Ekor mata Erik sesekali melirik ke arah seorang gadis berambut hitam. Gadis itu tengah menunduk seraya menyuap sesendok makanan ke dalam mulutnya. Erik mendesah. Akhir-akhir ini gadis itu lebih sering murung. Bahkan suara ceria dari gadis itu pun jarang terdengar.
"Aku sudah selesai makan, aku izin untuk ke kampus dulu ya Bu, Yah." Gadis itu beranjak dari tempatnya. Piring di hadapannya sudah bersih tak tersisa satu butir nasi pun.
"Apakah kamu ingin Ayah antar?" Erik dengan cepat bertanya sebelum gadis itu pergi meninggalkan ruang makan.
Gadis itu menoleh, seulas senyum terukir di wajahnya. "Tidak usah Yah, aku dapat berangkat sendiri."