Angin malam menerpa wajah, tetapi ia biarkan begitu saja. Matanya yang dipejamkan seolah menggambarkan bahwa ia tengah menikmati dinginnya cuaca kota hujan saat itu. Bau tanah yang memasuki indera penciumannya menambah kesan nikmat baginya di malam itu.
Kelopak matanya sedikit terbuka ketika kejadian siang hari kembali berputar dalam kepalanya. Ia menatap rumput yang sengaja ditanam dari balik jendela dengan tatapan lekat. Pembicaraannya dengan Nadya beberapa jam lalu kembali terngiang.
"Apakah kamu akan menggunakan kesempatan ini sebagai balas dendammu, Alana Liora Gantari?"
Alana mengerutkan dahi. Ia menatap heran Nadya. "Maksudmu?" tanyanya.
Nadya mengambil segelas latte yang telah dipesan, kemudian menyesap kopi tersebut secara perlahan. "Bukankah kamu yang mengatakan bahwa Adyatma, seorang pria yang tengah mengalami rumor denganmu itu adalah kekasih Adik tirimu?" tanya Nadya seraya menatap lurus mata cokelat kehitaman Alana.
