Mata cokelat kehitamannya menatap lekat beberapa angka pada lembaran kertas. "Alana," Sentuhan di pundaknya tidak membuatnya menoleh. Gadis itu masih tetap memandang angka-angka itu.
"Alana, Ibu mohon maaf tetapi semester ini adalah terakhir bagimu berada di kelas ini." Penuturan lembut dari seorang wanita membuat Alana tersenyum kecut. Pernyataan itu membuatnya kembali tersadar.
"Tapi Bu, apakah Alana benar-benar harus pindah kelas?" Suara wanita lain memasuki gendang telinga Alana.
"Maafkan saya Bu, tetapi sudah peraturan dari awal untuk berada di kelas unggulan ini setiap nilai rapot per semester tidak boleh ada yang turun, sementara untuk nilai Alana sendiri selama satu semester ini banyak yang menurun." Wanita berseragam dengan kerudung putih itu tertunduk. Seperti merasa tidak enak, tetapi ia pun tidak dapat melakukan apa-apa. Alana bahkan telah mengetahui hal ini sejak awal, di mana ia terpilih sebagai salah satu murid unggulan.