"Sana teriak! Luapin aja, Kak!" Adios mengambil soft drink dari kantong putih bertuliskan logo sebuah minimarket. Dengan gaya sok cool, dia membuka tutupnya dan meneguk beberapa kali isinya.
Aku melihat kiri dan kanan tempat kami duduk. Tidak ada orang. Hanya beberapa pasangan yang sedang duduk menghadap laut. Sedangkan di belakang kami, hanya ada pasir pantai dan kesunyian dalam balutan suara angin laut.
"Nanti kita nginep di belakang sana saja. Untuk pakaian bisa beli di market yang berada di seberang jalan." Dengan matanya, Adios menunjuk sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari pantai.
Tidak jauh dalam artian ini sekitar 3,75km. Ya, memang jika memakai sepeda motor tidak terlalu jauh, tapi kalau jalan kaki membutuhkan waktu lebih dari lima menit.
Semenyebalkan itu dia! Bahkan saat aku protes tentang arti "tidak jauh" yang baru saja dikatakan, dia hanya tertawa.