"Aku gak bilang apa-apa sama papa kamu." Siska ingin berlari ketika Ammara mencekal lengannya. Dia panik, karena paham kenapa Ammara begitu marah kepadanya.
Ya, bukan dia tidak tahu, kalau Rahmadi meninggal sesaat setelah dia keluar dari kamar lalaki itu. Tapi bukan salahnya juga kalau akhirnya suami penyakitannya itu mati.
Dia tidak meracunya, tidak mencekik apa lagi menyayat leher Rahmadi. Siska hanya mengatakan kalau sebentar lagi akan menikah dengan mantan kekasih Ammara yang bisa memenuhi kebutuhan batinnya.
Tak lupa juga, mengejek Rahmadi yang dia bilang lemah dan penyakitan. Juga tidak kuat di ranjang.
"Gak mungkin! Jawab! Kamu apain papaku?" Ammara masih tidak mau melepaskan cekalannya. Malah semakin mengeratkan hingga Siska meringis kesakitan.