"Kamu mau kerja?"
Mas Dales sudah duduk di kursi ruang makan ketika aku turun dari lantai dua. Setelah kemarin kami bertengkar dan berakhir dengan perginya lelaki itu entah ke mana, sekarang keadaan sudah kembali seperti semula. Seolah tidak ada masalah di antara kami.
Selalu seperti ini. Melupakan masalah dan bersikap baik-baik saja. Seperti tidak ada tamparan dan tidak ada sumpah serapah darinya.
Dia masih dengan sikap hangatnya, dan aku masih berusaha menolak perhatian yang mungkin saja akan meluluhkanku.
Namun susah, entah kenapa tidak bisa berlarut-larut marah dan mengabaikan lelaki itu.
"Maaf, Hera. Mas gak bermaksud menghianatimu, tapi dia yang menggoda terlebih dahulu. Jadi bukan sepenuhnya salahku!" Mas Dales beranjak, lalu berdiri tepat di pintu. "Kamu mau, kan memaafkan aku?"