Kai dan Lusi sudah berdiri di atas altar, mereka baru saja mengucapkan janji untuk sehidup semati. Dan sekarang, MC meminta Kai untuk mencium istrinya.
Lelaki itu menatap Lusi dengan bingung. Ia harus memulai dari mana? Kalau Lusi tidak berniat memberikan ciumannya bagaimana? Jadi, ia putuskan hanya diam dan menunggu.
"Bos, ayo cium istrinya." Gerald mendorong tubuh Kai, hingga ia menabrak tubuh Lusi.
"Lus ... aku ...."
"Gak papa. Bukannya ini sudah biasa, kan?" Lusi tersenyum.
Dan untuk pertama kalinya, bibir mereka saling bertemu. Bagi Lusi ini pengalaman pertama dengan lelaki, tapi bagi Kai tentu saja bukan.
Jika boleh jujur sekarang, rasanya Lusi ingin sekali berlari dan menghindar dari semua ini. Ia tidak sanggup, sungguh! Ia tidak bisa mengabaikan pesona Kai meski berhari-hari ia mencoba bersikap biasa dan tidak seperti sebelumnya.
Apa lagi lembabnya bibir Kai yang masih menempel di bibirnya, membuat gadis itu lupa diri, dan lebih mengeratkan pelukannya di leher Kai.