"Sayang kamu, Keynan Alexander!" Ely menoleh melihat suaminya yang masih tidur. Ia membelai wajah tampan dan gagah di sampingnya.
Meski kadang ia sangat benci melihat wajah itu, tapi kadang pula ia tak bosan memandangnya. Bahkan ketika syuting pun ia harus ikut karena takut jika ada orang lain yang akan merebut Keynan dari sisinya.
Ely tak paham, ini hanya ketakutannya semata atau memang hormon ibu hamil seperti itu. Suasana hatinya berubah-ubah tak tentu dalam sekejab, bahkan baru satu jam yang lalu tersenyum puas, satu jam setelahnya jengkel hanya karena masalah yang sepele.
Misalnya kemarin malam. Ia dengan antusias menyambut Keynan pulang syuting dan menunggunya di depan pintu, pakai karpet pula. Di chatting, Keynan mengatakan akan pulang jam satu malam, tapi sampai jam satu lebih lima belas menit pria itu belum juga terlihat batang hidungnya.
Ely tentu emosi. Hanya karena selisih waktu tidak ada satu jam saja, mood-nya langsung turun dan ogah melihat Keynan lagi.