Sa'ad segera mengirim surat kepada Umar menyampaikan kabar gembira atas kemenangan mereka, lengkap dengan jumlah pasukan musuh maupun kaum muslimin yang terbunuh, surat tersebut dibawa oleh Umailah al-Fazari. Isi surat itu sebagai berikut:
"Amma ba'du, sesungguhnya Allah telah menenangkan kami atas bala tentara Persia. Ini merupakan ketetapan yang pasti akan terjadi sebagaimana orang-orang sebelum mereka yang seagama dengan mereka. Telah terjadi pertempuran yang cukup panjang dan alot. Persia telah membawa pasukan dalam jumlah sangat besar untuk menghadapi kaum muslimin. Belum pernah terlihat sebelumnya pasukan sebanyak itu. Namun seluruhnya tidak berguna dan sisa-sia di hadapan Allah, bahkan Allah telah memindahkan kekuasaan dari mereka ke tangan kaum muslimin. Kaum muslimin terus mengejar mereka ke manapun mereka berlari, baik ke arah sungai, gunung ataupun lembah.
Pasukan yang terbunuh dari kaum muslimin adalah Sa'ad bin Ubaid al-Qari, si fulan, fulan, dan lain-lain yang tidak kita ketahui namun Allah mengetahui mereka. Mereka selalu bergemuruh membaca Alquran ketika malam mulai tiba seolah-olah dengungan lebah, dan mereka ibarat singa-singa yang garang di siang hari. Bahkan singa saja tidak segarang mereka. Tidak ada kelebihan bagi orang yang mendahului mereka dengan orang yang masih hidup di antara mereka selain mati syahid yang belum ditakdirkan untuk mereka."
Disebutkan bahwa Umar membacakan berita gembira ini dari atas mimbar, setelah itu Umar berkata, "Aku tidak ingin melihat ada kekurangan dan kebutuhan kalian kecuali akan kupenuhi dan kututpi agar kita sama-sama merasakan kelapangan. Jika kita tidak mampu melakukan itu, kita akan berusaha hidup secukupnya dan apa adanya. Aku ingin kalian mengetahui bahwa apa yang kalian makan dan rasakan demikian pula yang aku makan dan aku rasakan. Aku tidak pernah mengajari kalian kecuali terus bekerja dan beramal.
Demi Allah aku bukanlah Raja yang memperbudak kalian. Aku hanyalah hamba Allah yang dibebani amanah untuk aku pikul. Jika segala limpahan rezeki sampai kepada kita aku kembalikan dan aku bagi-bagikan kepada kalian hingga kalian merasa kenyang di rumah-rumah kalian, maka aku akan berbahagia, tetapi jika aku membawa seluruh limpahan rezeki itu ke dalam rumahku maka aku akan celaka. Walaupun senang sesaat tetapi pasti aku akan bersedih selamanya, dan aku akan digunjing dan dicela."
Saif berkata dari syaikhnya mereka berkata, "Orang-orang Arab dari suku Uzaib dan Aden Abyan menunggu-nunggu hasil peperangan Qadisiyah. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa eksis maupun runtuhnya kerajaan mereka sangat bergantung dari hasil peperangan ini. Mereka mengutus para utusan mereka dari segala penjuru untuk mencari berita tentang pertempuran tersebut.
Seluruh Negeri Irak yang sebelumnya telah ditaklukkan oleh Khalid, kemudian mereka berkhianat membatalkan seluruh kesepakatan dan perjanjian yang telah dibuat dengan kaum muslimin secara sepihak, kecuali penduduk Banqiya dan Barusma serta penduduk negeri Ullais. Usai pertempuran Qadisiyah ini seluruhnya kembali takluk kepada kaum muslimin dan masing-masing mengklaim bahwa mereka dipaksa Persia untuk membatalkan perjanjian, dan Persia telah mengambil hasil bumi dan lain-lainnya dari mereka. Namun kaum muslimin sengaja menerima segala laporan mereka dalam rangka menarik hati mereka.
Ibnu Ishaq berpendapat bahwa peristiwa ini terjadi pada tahun 15 H. Sementara Waqidi mengklaim bahwa pertempuran ini terjadi pada tahun 16 H. Adapun Saif bin Umar dan mayoritas ahli sirah menyatakan bahwa kejadian ini pada tahun 14 H, sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari, wallahu a'lam.