Pemuda yang tidur miring itu terbatuk, perlahan matanya terbuka, ia baru bangun dari tidurnya, ada rasa nyeri luar biasa di punggungnya, matanya menoleh sayu ke sekeliling ketika sadar tengah berada di tempat yang asing. Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin.
Ingatannya memecah, sialnya si tua kasar yang ia ingat pertama kalinya. Tubuhnya seperti itu karena dihukum sebab memecahkan barang yang dianggap berharga.
Padahal barang itu tak seberapa harganya, ia yakin dirinya hanya dijadikan sebagai pelampiasan amarah sebab si tua kalah berjudi.
"Sial," gumamnya merasa tak berdaya sama sekali, terusir dari distrik dan menjadi budak, lalu disiksa setiap hari tanpa diberi upah yang layak. Kehidupan macam apa yang ia jalani sekarang ini. Atau apakah mungkin hal itu bisa disebut sebagai kehidupan?
"Sudah bangun?" sebuah suara membuatnya agak kaget. Sepertinya ia mengenali suara itu.
Pria yang semalam. Karena itu ia langsung menoleh.