"Aahhh... aahh~~!"
Permainan lidah Farhan membuat Randi tak mampu lagi untuk memberontak, Seakan-akan tenaganya sudah terkuras habis, Dan Farhan pun semakin bernafsu untuk memiliki Randi seutuhnya.
Randi, "Aah~! berhenti gak... aah". Desah Randi.
Farhan sama sekali tidak mendengarkan Randi, Ia sibuk mengulum, menjilat dan menggigit puting kecil itu secara bergantian membuat Randi menggelinjang hebat. tangannya mulai meraba-raba tubuh Randi kemudian semakin turun lalu menyusup ke dalam celananya dan berhenti tepat di penis Randi yang masih terbungkus oleh celana dalamnya, benda kecil itu mulai tegang akibat ulah Farhan.
Di elus-elusnya penis itu dengan lembut agar nafsu Randi meningkat. Benar saja, Randi semakin menggeliat dan kemaluannya yang awalnya sedikit tegang kini mengacung tegak.
Randi, "Aakkhh... singkirin tangan Lo dari penis gue! Hiks... hiks...". Tangis Randi pecah, ia masih berusaha untuk melawan dengan mengayun-ayunkan kakinya di udara.
Farhan menghentikan kegiatannya saat mendengar tangisan Randi, sadar mungkin ia terlalu memaksa pria kecil di bawahnya itu hingga membuatnya ketakutan. Diraihnya tubuh Randi ke pelukannya, di elus-elusnya tubuh gemetaran itu dengan penuh kasih sayang.
Randi, "Hiks... hiks... mami... Randi takut...". Ucap Randi lirih, membuat Farhan mengurungkan niatnya.
Farhan, "Shhh... udah diem... aku minta maaf sayang, Aku gak tahu kalau kamu segitu takutnya". Hiburnya kepada Randi.
Randi, "Huaaa... Mami... hik... hik...".
Berada di pelukan Farhan membuat Randi sedikit tenang. Ia lingkarkan tangannya di leher Farhan lalu di tenggelamkanya wajahnya di dada bidang itu.
Farhan, "Lagian kok cengeng sih?". Godanya sambil mencolek dagu Randi.
Randi, "Hik... bego! hiks... gue takut!". Tangan kanannya sibuk memukul-mukul dada Farhan sedangkan yang satu ia gunakan untuk memeluk tubuh kekar itu.
Farhan, "hehehe... Diem yah... Janji aku gak nakal lagi... kita tidur aja, Hmmm?. Bujuknya agar pria di dekapanya itu bisa diam dan tenang.
Randi, "Hik... hik... Janji? kalau Lo bohong, Gue lompat dari jendela!". Ancam Randi, walau sebenarnya ia tak berani melakukan hal itu. Tapi hanya ide gila itu yang digunakannya untuk mengancam tukang ngeseks seperti Farhan.
Ia sering mengancam kakak maupun orang tuanya jika ia tidak suka dengan sesuatu dan, sepertinya itu juga berhasil kepada Farhan. Terbukti dengan pria tampan itu mulai mengeratkan pelukannya agar istrinya tidak melakukan tindakan yang diucapkannya barusan.
Farhan, "Iya... iya janji!! Tidur aja oke?
Randi menganggukkan kepalanya dengan lemas.
Farhan, "Ta- tapi gimana dengan yang di bawah?". Tunjuk Farhan ke arah celananya yang sedari awal telah membumbung menahan agar penisnya tidak keluar.
Randi, "Tuh kamar mandi! selesain aja di sana!. Randi menunjuk ke arah kamar mandi yang berada di kamar mereka, Namun Farhan bisa melihat dengan jelas wajah merah merona Randi. Mungkin dia malu?
Farhan, "Kamu gak mau nolongin gitu?". ucapnya menggoda istri kecilnya.
Randi, "Mau gue lompat beneran dari jendela?". Ia berontak untuk melepaskan diri dari Farhan.
Farhan, "Nggak, nggak! iya iya aku bakal pergi ke kamar mandi tapi kamu jangan nekat oke?". Bujuknya.
Bagaimana kalau Randi benar-benar nekat lompat dari lantai 3? yang ada bukanya menikmati malam pengantin justru Farhan akan melayat di pemakaman umum... Sungguh tidak Worth It!!
Randi, "Hmmm... sekarang lepasin gue,". Angguknya yang kini sudah berhenti meronta.
Farhan melepas pelukannya dari Randi lalu membaringkannya di ranjang.
Farhan, "Aku ke kamar mandi dulu, jadilah anak yang baik dan tidur di sini". Ucapnya mengecup kening Randi lalu turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi untuk melaksanakan yang belum tuntas.
beberapa menit kemudian Farhan keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar setelah menuntaskan syahwatnya. berhenti di tepi ranjang, Memandang pria yang tengah memeluk bantal guling sedang tertidur pulas dengan mata bengkaknya.
Farhan, "Benar-benar seperti anak kecil, Sepertinya aku harus bersabar dengan kucing galak kecil ini". Ucapnya sambil menggelengkan kepala melihat posisi tidur Randi yang berantakan.
Ia tidak boleh terburu-buru untuk mencicipi tubuh Randi, Farhan harus bersabar agar suatu saat istrinya bersedia menyerahkan diri kepadanya.
Diangkatnya tubuh Randi ke kamar mandi, Diletakannya di dalam bak yang sudah diisi dengan air hangat. menanggalkan pakaian Randi satu persatu hingga kain yang menutupinya lenyap menyisakan tubuh rampingnya yang telanjang bulat. Sungguh... pemandangan yang sangat menguji iman seseorang.
5 menit kemudian Farhan keluar lagi dari kamar mandi dengan Randi di dekapanya yang terbungkus oleh handuk. Membawanya ke tempat tidur lalu membaringkannya dan menutupi tubuh mereka dengan selimut tanpa mengganti pakaiannya, memeluk Randi dengan erat sambil meresapi harum tubuh istrinya.