Mendengar keluhan dari sang sahabat membuat Alessia segera beranjak dari tempat duduknya. Ia yang awalnya hanya diam dan mendongakkan kepalanya kini telah berani mengambil sikap.
Alessia berdiri dan bersitatap dengan Fay. Tak ada rasa takut di ekspresi wajahnya saat ini pada Fay yang notabene adalah perempuan yang suka mencari masalah dengannya.
Beberapa hari tak menampakkan diri di hadapan semua orang di kampus ini, kini Fay datang dan berlagak seperti nyonya bos.
"Wah kau sudah berani ya menatap mataku sekarang? Apa jangan-jangan benar dugaanku barusan? Kau memberi hadiah pada tua bangka botak itu supaya bisa lolos dari hukuman, kan?
Kau bermain-main dengan para pria yang memiliki pengaruh di kampus ini dan kau menggunakan hal itu sebagai jalan untuk mendapat nilai-nilai yang bagus di kelas kita, bukan?" tuduh Fay ketus dan seenaknya sendiri. Ia menyerang Alessia dengan kata-katanya tanpa dilandasi bukti-bukti konkret.
Alessia tersenyum. Bukan membenarkan. Melainkan…