"Raymond, ayo kita pulang! Aku sudah tidak napsu makan lagi!" titah Christian pada asisten pribadinya.
Raymond yang mendengar suara tuannya yang nyaris menggeram pun buru-buru mendorong kursi roda itu menyibak kerumunan anak muda di sekelilingnya.
Sebelum pergi, Christian memicingkan mata ke arah istri kecilnya dan pergi berlalu begitu saja. Ia benar-benar dilanda kekesalan tingkat dewa. Kekesalan akut.
Kata-kata Christian yang penuh penekanan tadi pagi teringat jelas, menyengat dirinya, membuat wajahnya memucat.
Alessia ingat bagaimana rasanya dicium oleh pria itu tadi pagi. Ia ingat bagaimana napas pria itu menjalar di pipinya, merasakan sapuan tangan pria itu di dalam dirinya. Keindahan bibirnya yang keras dan begitu dekat dengan bibirnya membuatnya tersentak. Ia harus menghentikan semua kesalahpahaman ini.
Perempuan cantik itu berdiri dan menatap lurus ke arah Roland yang mendapat dukungan penuh dari kawan-kawannya.