Apa yang ditakutkan oleh Harshad juga terbukti benar. Setelah melihat kepergian Kania dari kantor. Freya segera menatap durja tunangannya. Tampak wajahnya terlihat sangat ketus.
"Siapa wanita yang keluar tadi, Sayang? Ke–kenapa dia masih ada di kantor jam segini? Bukankah ini sudah melewati jam operasional, ya?" tanya Freya, ia mulai merasa penasaran.
Harshad langsung tersenyum canggung. "Sayang, hal itu bukannya sesuatu yang wajar? Kenapa kamu begitu sensitif?"
Freya masih menatap durja kekasihnya dengan tegas. "Aku tidak merasakan hal seperti itu. Kenapa kamu begitu mendeskripsikan diriku menjadi aneh? Aku hanya bertanya saja."
Harshad juga merasa terpukul akan jawaban yang sudah dilontarkan oleh kekasihnya. "Bodoh, kenapa aku yang menjadi terlalu berpikir berlebihan, ya? Naas sekali nasibku ini," pikirnya. "Hm, Sayang. Kita sudah di tempat tujuan. Namun, aku nanti sebentar mau mengurus administrasi. Kamu duluan saja di ruangan VIP nomor dua puluh lima, ya."
