Wajah Marisa langsung sinis setelah melihat kehadiran Freya. Namun, David masih pada ekspresi datar. Harshad pun mulai memperkenalkan Freya kepada kedua orang tuanya yang tengah bersantai di dalam ruangan tamu. Ketika Freya ingin memberikan salam kepada Marisa. Marisa langsung membentak Harshad. Ia juga langsung mengeluarkan ultimatumnya kepada Freya.
"Kamu mau bertunangan dengan wanita ini?" tanya Marisa dengan kedua matanya yang sinis dan mulut yang sudah mengecil.
"Iya, Ma. Aku dan Freya memutuskan untuk bertunangan dalam waktu dekat ini," ujar Harshad seraya menggenggam tangan Freya dengan sangat erat.
"Lancang! Apa yang kamu pikirkan?!" bentak David dengan sedikit hentakkan tangan ke atas meja.
Tangan Freya sudah bergetar setelah mendengar suara David yang menurutnya cukup keras. Keringat dari wajah Freya terus mengalir, meskipun ada pendingin ruangan di dalam ruangan itu.
"Pa, aku mencintai Freya. Aku ingin hidup berdua dengan dirinya—"
David spontan menampar pipi Harshad. Sehingga, tubuh Harshad terhempas ke sudut ruangan. Freya yang terperangah langsung membantu Harshad untuk bangkit. Ia juga sudah tidak bisa menahan rasa sedihnya ketika melihat sudut bibir Harshad yang pecah dan mengeluarkan darah. Harshad masih tak gentar dan berusaha untuk meyakini kedua orang tuanya untuk menerima Freya.
"Papa tidak akan pernah menyetujui hubungan kalian!" seru David dengan tatapan tajam masih ke arah Freya.
"Mama juga tidak akan pernah menyetujui hubungan kalian. Mau diletak dimana wajah mama, Shad! Dia hanya seorang anak pengacara di kantor Papa kamu! Kamu juga sudah mengetahuinya, tetapi kenapa kamu masih mau berhubungan dengan wanita ini?" kekecewaan Marisa sudah sangat terlihat jelas dari mimik wajahnya. "Kamu juga tahu bahwa keluarga wanita ini berantakan! Kamu masih mau menikah dengan wanita dari keluarga yang seperti itu?"
Harshad mencoba mencoba memegang kedua tangan Marisa. Tetapi, Marisa secepat mungkin menampik tangan Harshad. "Ma, kenapa Mama tidak mau mendukung keputusanku ini? Aku mencintai Freya, Ma. Aku tidak mau menikah dengan wanita lain selain Freya!"
David sudah sangat murka mendengar perkataan Harshad. "Oke, Papa menyetujui hubungan kamu," ucap David sekaligus membuat Marisa mendekatinya.
"Papa, apa yang kamu katakan?" Marisa langsung berkomentar karena tidak setuju dengan apa yang sudah David katakan.
David kembali melanjutkan ucapannya. "Akan papa setujui hubungan kamu. Tapi, papa segera mengeluarkan kamu dari KK dan pewaris perusahaan. Papa akan ambil semua fasilitas yang sudah kamu miliki. Sekarang kamu tinggal memilih saja. Kamu masih mau menikahi wanita ini atau kembali kepada keluarga yang sudah membesarkanmu dan mendidikmu sampai detik ini?" David tak tanggung-tanggung mengeluarkan sebuah pilihan yang sulit untuk Harshad.
Tangan yang tadinya menggenggam erat tangan Freya. Kini sudah merenggang dan mulai terlepas. Freya sampai terperangah setelah melihat Harshad mulai menjauhinya.
"Harshad, apa yang kamu lakukan?" tanya Freya tak percaya dengan langkah yang sudah diambil oleh Harshad.
Harshad dengan berat hati menoleh ke arah Freya. "Maafkan aku, Freya. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap Harshad dengan kepala yang sudah tertunduk malu.
Kedua mata wanita yang berdiri di depan Harshad langsung membulat. Freya langsung menampar pipi Harshad. "Kamu! Kenapa harus melakukan ini kepadaku? Seharusnya, kalau kamu tidak benar-benar ingin menikahiku. Kamu tidak perlu bersusah payah membawaku ke tempat ini!" bentak Freya yang sudah sangat kecewa dengan keputusan yang sudah Harshad ambil.
Kedua sorot mata Marisa semakin tegas ketika melihat Freya dengan lantang menampar pipi anak semata wayangnya itu. "Lancang! Kamu wanita rendahan beraninya menyentuh pipi anak saya?" Marisa juga langsung menampar pipi Freya.
Tangan Freya langsung refleks memegangi pipinya yang mulai terasa perih. Ia juga tidak mau diam saja. Freya berusaha untuk melawan Marisa. Tetapi, David langsung menangkis tangan Freya. Harshad juga tidak menyangka kalau Freya sanggup melawan titah kedua orangtuanya.
Ketika David ingin memukul Freya. Harshad secepat mungkin menghalangi perbuatan David. Freya pikir Harshad akan membelanya. Akan tetapi, Harshad malah dengan tegas mengusir Freya dari rumahnya. Kedua tangan Freya langsung terkepal keras setelah mendengar ucapan dari Harshad. Kedua sorot mata itu juga langsung memerah dan berurat dengan jelas.
"Terima kasih atas segala yang pernah kalian torehkan kepada diriku! Shad, aku sangat kecewa kepada dirimu," ucap Freya sebelum pergi meninggalkan rumah Harshad.
Kedua kaki Harshad rasanya ingin sekali mengejar kepergian Freya. Namun, ia tak mempunyai nyali untuk beranjak dari pijakannya itu. Air matanya langsung menetes setelah punggung tubuh Freya sudah tak terlihat di kedua matanya.
Marisa langsung mendekati Harshad. "Sudah, jangan kamu sesali ini. Kamu sudah sangat tepat untuk melepaskan wanita itu, Nak. Kamu juga sudah melihat betapa kasarnya wanita itu. Mama juga tidak akan tahu apa yang akan terjadi ketika kamu dan dia hidup bersama."
Harshad tak menggubris perkataan Marisa. Ia pun langsung berlalu begitu saja dari hadapan kedua orang tuanya.
"Harshad!" panggil Marisa setelah melihat Harshad terus berjalan menjauhi mereka.
"Sudah, Ma. Tidak usah di kejar. Biarkan saja anak itu merenungi setiap kesalahannya. Sudah baik dijodohkan kepada Shazia. Tetapi, dia malah memilih wanita yang belum tentu jelas masa depannya seperti apa." David juga merasa bingung dengan perbuatan anak semata wayangnya itu.
Kabar buruk yang terjadi kepada Harshad dan Freya langsung terdengar di telinga Shazia. Sungguh bahagianya Shazia mendengar hal tersebut. Hubungan antara Shazia dan Marisa sudah sangat dekat. Jadi, apapun gerak-gerik yang Harshad lakukan. Marsa akan segera memberitahu hal tersebut kepada Shazia.
Dengan kemampuan aktingnya, Shazia pun mencoba untuk menenangkan Marissa dari panggilan telepon. Marisa juga sangat bersyukur memiliki calon menantu seperti Shazia. Bibir Shazia langsung tersenyum miring setelah mendengar pujian dari Marisa. Setelah selesai berbincang-bincang dengan Marisa, Shazia langsung bergegas mengistirahatkan tubuhnya.
"Besok aku akan pergi, semoga saja tidak ada halangan apapun. Tapi, aku sangat senang mendengar kabar baik ini, hahaha. Kamu rasakan itu, Freya! Cih, berlagak angkuh di depan ku? Keberadaanmu tidak akan pernah diterima dimanapun! Hahaha, dasar wanita tidak tahu diri," ucap Shazia setelah melihat foto Freya. Shazia pun secepat mungkin merobek foto ke kebersamaannya dengan Harshad dan Freya. "Nanti, akan ada fotoku yang bersanding dengan Harshad di dinding ini. Dan disaat itu, aku akan menunjukkan kepada dirimu. Bahwa aku yang akan selalu berada di atasmu!"
Di hari kepergian Shazia, Harshad dengan sengaja datang ke bandara. Bagaimana tidak datang, kedua orang tuanya memaksa Harshad untuk hadir dan ikut serta dalam mengantar kepergian Shazia. Tentu saja Shazia tahu apa yang ada di dalam pikiran Harshad. Angela sudah sangat bersedih setelah melihat Shazia berjalan menuju ruangan keberangkatan. Shazia pun melambaikan tanganya sembari tersenyum melihat semua orang.