"Shazia, sudah. Jangan memperumit masalah. Freya, sudahlah jangan terlalu kekanak-kanakan seperti itu. Shazia juga meminta maaf kepada dirimu seharusnya kamu juga tidak bereaksi berlebihan seperti ini. Kita juga tidak berpacaran, 'kan!" Harshad langsung menatap Shazia.
"Iya! Maafkan aku. Aku yang terlalu terbawa perasaan. Karena aku kesal kamu selalu menuduhku dan Harshad berpacaran." Freya masih dengan mudah memanipulasi sebuah kata-kata.
"Oke, kalau begitu. Kamu jangan marah lagi, dong. Aku jadi merasa tidak enak hati, Fre," ucap Shazia tetapi sebenarnya ia sangat senang melihat Freya merasa terusik.
"Iya, Zia. Aku juga sudah melupakannya," jawab Freya dengan tatapan yang masih sinis melihat ke arah Shazia.
"Baguslah kalau begitu," jawab Shazia dengan singkat.
Setelah kejadian kemarin, Shazia dan Feeya terlibat perang dingin. Mereka sering menjatuhkan satu sama lain dengan mengatasnamakan sebuah candaan. Tanpa Harshad sadari, Shazia dan Feeya sudah saling bertikai di belakangnya. Hal itu pun sudah berlangsung sampai detik ini. Shazia dan Freya saling bersandiwara di depan Harshad.
Namun, Shazia sudah lebih satu langkah didepan Freya. Karena ia sudah mempunyai dua bukti tentang kejahatan yang pernah Freya lakukan kepada dirinya. Freya juga selalu berwaspada untuk berperilaku. Sampai detik ini. Shazia masih berusaha untuk mencuri kembali kamera yang sudah diambil oleh Freya. Hal tersebut ia harapkan karena memory card yang ada di tangannya sudah tidak berfungsi lagi.
"Zia, besok aku akan ke rumah Freya. Kamu mau ikut?" tanya Harshad seraya mencoba menyamai langkah kaki Shazia.
"Boleh, tapi apakah Freya tidak keberatan jika aku bersamamu besok? Kamu juga tahulah, Freya selalu menganggapku ini saingannya," celetuk Shazia seraya sedikit melirik Harshad yang berjalan di sampingnya.
"Hahaha, kamu ini bicara apa, sih? Ya sudah, besok aku akan menjemputmu, ya. Jam dua siang."
"Iya, katakan dulu. Aku datang ke rumah Freya dalam rangka apa?" Shazia langsung mempercepat langkah kakinya dan berhenti di depan Harshad.
Harshad langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kamu apa tidak ingat?"
"Ingat apa, Shad?" Shazia sudah merasa sangat kelimpungan.
"Hari senin kita akan ujian kelulusan. Aku dan Freya berniat untuk belajar bersama. Tapi, aku pikir Freya sudah memberitahu kamu. Aku juga kaget setelah mengetahui kalau Freya berbohong terhadapku."
Shazia langsung bertolak pinggang. "Memangnya Freya mengatakan apa kepada dirimu?"
"Ah, sudahlah! Aku juga pusing memikirkan hal ini." Harshad enggan membahas masalah tentang Freya.
Hari ini Shazia tidak melihat Freya di dalam kelas. Padahal jam pelajaran sudah dimulai. Shazia pun berinisiatif untuk mencari keberadaan Feeya. Karena menurutnya ini merupakan suatu kejadian yang janggal. Freya tidak ada bersama dengan mereka sejak bel istirahat pertama berbunyi. Mereka juga mengira Freya sedang beristirahat di ruangan kesehatan.
Shazia pun langsung mencari Freya di ruangan kesehatan. Setelah sampai disana. Tak ada siapapun di dalam ruangan kesehatan. Shazia juga merasa takut jika mencari Freya sendirian. Karena ia juga sudah mengetahui akal busuk dari Freya. Shazia hanya takut jika kejadian ini merupakan sesuatu hal yang sudah direncanakan oleh Freya.
"Aku tidak boleh terpancing dengan hal ini. Aku harus mengirimkan pesan kepada Harshad agar ia juga ikut membantuku dalam mencari keberadaan Freya." Shazia langsung mengirimkan pesan kepada Harshad.
Shazia pun berharap Harshad akan segera membaca pesannya. Namun, ponsel Harshad masih tergeletak manis di dalam belajarnya. Karena tak mendapat balasan dari Harshad. Shazia pun langsung menelpon Harshad. Syukurnya Harshad tidak mengheningkan nada dering di ponselnya.
(Baca pesanku!) titah Shazia kemudian langsung mematikan ponselnya.
Harshad pun langsung tercengang setelah membaca pesan singkat dari Shazia. Ia secepat mungkin keluar dari dalam kelas dan menemui Shazia. Setelah melihat Harshad, Shazia langsung berlari mendekati Harshad.
"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat cemas seperti itu?"
"A–aku tadi iseng ingin menjenguk Freya di dalam ruangan kesehatan. Tetapi, dia tidak ada di sana. Aku juga sudah mencari dirinya dimana-mana. Tetapi, dia juga tidak ada. Aku khawatir dengan kondisinya, Shad."
Harshad langsung memegang kedua bahu Shazia. Ia juga mencoba menenangkan pikiran Shazia. Ada satu tempat yang memang belum mereka kunjungi. Akhirnya, Shazia dan Harshad pun pergi ke tempat tersebut. Shazia langsung terperangah setelah melihat Freya sedang melakukan adegan ranjang di dalam gudang sekolah. Mulut Shazia sampai terngangah melihat adegan tak senonoh itu.
Harshad yang merasa terkhianati langsung menghantam lelaki yang berani menyetubuhi Freya. Sungguh terkejutnya Freya setelah melihat kedua temannya ada di dalam gudang sekolah. Freya secepat mungkin memakai baju seragam sekolahnya dan membereskan tatanan rambutnya.
"Hahaha, dasar murahan! Kau sampai tidak tahan menahan libidomu itu. Ini fiks sangat menjijikkan, Freya! Aku tidak perlu bersusah payah menjatuhkan dirimu. Harshad juga sudah melihat semua adegan yang telah kau permainkan itu. Duh, syukurnya aku segera menghubungi Harshad." Shazia masih berdiri di depan gudang sekolah dengan telapak tangan yang masih menapaki bibirnya.
Freya langsung melirik ke arah Shazia. Shazia pun langsung memiringkan bibirnya setelah melihat wajah Freya yang terlihat kesal dan malu. Harshad juga terus menghajar lelaki yang sudah berani menyetubuhi wanitanya.
"Hei, sudah hentikan! Harshad, hentikan!" bentak Shazia berusaha memisahkan pertengkaran itu. "Kamu, Freya! Kamu sudah kehilangan akal, ya? Apakah kamu tidak bisa melakukan ini di tempat lain?" Tangan Shazia sudah mengunci tubuh Harshad.
Freya hanya terdiam mendengar setiap pertanyaan yang sudah Shazia layangkan untuk dirinya. Kedua matanya juga tidak berani menatap wajah Harshad. Sedangkan, lelaki yang sudah menyetubuhi Freya sudah pergi melarikan diri. Harshad juga tidak bisa menahan rasa kesalnya.
"Kau! Wanita murahan. Kau sudah memiliki aku tapi kamu masih mau melayani lelaki lain? Sungguh luar biasa!" Harshad juga tidak segan menunjuk-nunjuk wajah Freya.
Shazia spontan melepaskan cengkramannya dari Harshad. "Ma–maksud kamu, ka–kalian sudah sering melakukan hubungan pernikahan?" kedua mata Shazia langsung memerah.
Harshad dan Freya secara bersamaan melihat wajah Shazia. Shazia langsung menutupi mulutnya agar tidak mengeluarkan suara tangis. Shazia kembali bertanya hal yang sama. Namun, kedua manusia yang ada di depannya menjadi bungkam seketika.
"Aku tanya sekali lagi! Apakah kalian sering melakukan hubungan terlarang ini!!" Kedua mata Shazia langsung menajam ketika melihat Harshad dan Freya secara bergantian. "Kenapa kalian diam? Berarti selama ini kalian sudah menjalin sebuah hubungan spesial di belakangku?! Harshad! jawab pertanyaanku! Jangan diam saja! Jawab, Shad!" Shazia sampai berkali-kali menggoyang-goyangkan tubuh Harshad.
Harshad semakin terdiam setelah melihat air mata Shazia yang sudah menetes. Freya pun mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan cara mengajak Harshad untuk segera pergi dari dalam gudang.
"Dan sekarang apa?! Kalian malah mau pergi dari hadapanku?" Shazia langsung beralih. Shazia pun berjalan mendekati kedua temannya yang berusaha pergi meninggalkannya di dalam gudang. "Harshad! Freya! Aku bertanya kepada kalian. Apakah kalian tidak bisa menjawab pertanyaanku?" Shazia langsung menarik tangan Harshad.