Akibat bermalam dengan Daniel di hotel berbintang tanpa pakaian. Sudah pasti tato yang menjadi rahasianya sudah terlihat. Bukan hanya itu saja, si mantan brengseknya sudah pasti melihat juga. Bagaimana kelangsungan hidup Sora setelah rahasianya terbongkar.
"Ya ampun, kali ini aku tamat. Kenapa kejadian seperti itu harus terjadi padaku?"
"Tidak! Tidak mungkin. Bagaimana jika Daniel jijik melihatku? Oh tidak! Aku malu bertemu dengannya." Pikirnya, dia tidak tahu makna tato di punggungnya itu. Memang paman Rudy belum memberitahu arti tato tersebut. Sora tidak tahu jika Daniel akan mempertaruhkan nyawa sekalipun demi melindungi Sora dan tatonya.
Sora bergerak gelisah tak tentu arah. Sesekali mengacak rambut panjang yang sudah lurus. Lantas melirik jam dinding yang berputar menghitung detik. Waktu tidak lagi memungkinkan untuk merengek dan segala hal manja. Sudah cukup dirinya untuk merubah pakaian biasa menjadi pakaian kerja.
Yup' Sora sudah merubah tampilan sekarang. Rapi, bersih dan manis dengan balutan kemeja tipis dan celana berbahan halus senada. Selesai menyiapkan segalanya dia bergegas pergi guna mencari pundi-pundi rupiah seperti biasa.
...
Sampai di tempat kerja, Sora bertekad membuat pembalasan pada Jerry yang hampir saja merusak hidupnya. Sangat kebetulan sekali Jerry datang bersama Yolanda.
"Akhirnya bajingan itu muncul juga," ucap Sora pelan. Kemudian meninggalkan tempat duduknya, melangkah cepat menghampiri Jerry.
Kedatangan Sora sangat-sangat membuat Jerry terkejut. Tentu saja setelah dosa yang sudah diperbuatnya semalam.
"So-Sos-Sora?" seru Jerry tergagap.
Sora tersenyum setelah memberi salam pada Yolanda, kemudian menendang tulang kering Jerry seketika.
Akh!
Jerry kelojotan di tempat. Menangkup sebelah kakinya dengan rintihan memilukan. Tentunya perbuatan Sora yang tidak terduga membuat Yolanda mendelik kaget.
"Wanita gila! Kamu melalukan apa hah?" bentak Yolanda seketika. Namun Sora tidak perduli omelan wanita itu yang diinginkan hanya target.
"Ini belum seberapa dibandingkan dengan perbuatan kamu semalam," balas Sora menyeringai puas ketika melihat Jerry terpincang akibat ulahnya.
"Semalam?" Yolanda melirik Jerry dengan segudang pertanyaan dibenaknya, "Kamu melakukan apa dengannya semalam? Kenapa aku tidak tahu?"
"Nanti aku jelaskan ya." Jerry berusaha menenangkan.
"Tidak ada kata nanti. Aku minta penjelasan kamu saat ini juga!" tuntut Yolanda tegas.
"Hei bajingan! Bicara saja sekarang! Biar pacarmu tahu perbuatan bejadmu itu." Sora sengaja menjadi kan situasinya memanas.
Yolanda menatap tajam. Ucapan Sora sangat membuatnya kesal setengah mati. Bagaimana bisa dirinya tidak tahu apapun ketika lelaki yang disukainya melakukan sesuatu dengan wanita lain, terlebih wanita itu--Sora.
"Plis sayang aku tidak mungkin menjelaskan sekarang. Maafkan aku ya?" mohon Jerry.
Untuk menjaga reputasinya Jerry menarik Sora. Meninggalkan Yolanda di ujung amarah.
Rupanya Jerry membawa Sora ke bawah tangga. Hanya tempat itu yang sepi saat ini.
"Lepaskan tanganku bajingan!" Sora menghempaskan tangannya dari cekalan Jerry.
"Sora plis. Jangan libatkan kejadian semalam pada Yolanda. Dia tidak tahu apapun. Kamu harus tahu kejadian semalam hanya salahpaham." Jerry berkilah, mana mungkin mengatakan niat sebenarnya pada Sora.
"Apa salahpaham? Hei! Semua pakaianku dilepas, apa itu salahpaham? Dasar kamu bajingan!" Sora hendak menendang lagi, kali ini Jerry menghindar.
"Plis Sora jangan seperti ini? Kamu harus percaya aku tidak melakukan apapun pada tubuh kamu," jelas Jerry. Dia akan melakukan apa saja agar Sora percaya.
Sora menggulung lengan kemejanya seolah bersiap untuk tempur.
"Apa yang akan kamu lakukan? Jangan-jangan kamu berniat memukulku?" Jerry shok. Tidak mengira seperti ini. Sebelum Sora melakukan pukulan mautnya. Jerry bergegas mengambil jalur aman yaitu; kabur.
"Hei! Bajingan, pengecut!" maki Sora, mengejar. Tapi sayangnya terlambat karena Jerry sudah kabur lebih dulu.
Oke lah Jerry berhasil menghindari Sora. Tetapi tidak bisa menghindari Yolanda. Wanita kaya itu menunggu Jerry di ruang kerja. Menunggu penjelasan yang dijanjikan Jerry sebelumnya.
Hari ini Jerry bisa kembali bekerja karena usaha keras yang dilakukan kekasihnya. Memohon pada kedua orang tuanya demi mengembalikan jabatan Jerry. Dan sangat disesalkan masalah lain muncul. Mau tak mau Jerry harus menjelaskan rencana mendekati Sora. Karena dia bisa kehilangan Yolanda, Jerry juga akan berusaha keras meminta maaf pada Sora. Semua itu semata-mata demi orang tuanya.
~~~
Sudah saatnya pegawai MG grup makan siang. Hari yang melelahkan bagi Sora setelah menguras emosi dan tenaga untuk membela harga dirinya.
"Sora! Ayo makan di kantin," ajak Zaskia, bersiap mengisi kekosongan perutnya.
"Lima menit lagi. Aku harus mengeceknya ulang," balas Sora tangannya mengotak-ngatik huruf-huruf di atas keyboard.
"Oke, santai saja." Untuk mengisi kekosongannya Zaskia mengeluarkan benda pipih dalam saku jasnya.
Belum sempat ia duduk, Jerry datang menghampiri Sora.
"Sora, ini aku belikan makan siang dari restoran enak. Di makan ya?" Jerry meletakan kantung besar yang berisi makanan dari restoran terkenal di atas meja.
"Buang saja. Aku tidak butuh!" Sora menolak pemberian Jerry sekalipun pemberiannya makanan yang disukai.
"Ayolah Sora. Jangan seperti ini, makanan ini tidak salah apapun. Terima saja sebagai rasa penyesalanku." Jerry mendorong kotak makan siang itu kembali.
Sora mengabaikan Jerry. Dia melakukan peragaan kecil lantas bangkit dari tempat duduknya. Tanpa menghiraukan Jerry dan pemberiannya Sora memilih pergi meninggalkan bersama Zaskia.
Jerry menarik napas dalam. Usaha pertamanya menebus dosa sudah gagal. Masih banyak cara yang dia susun untuk memohon pengampunan.
Zaskia sangat penasaran atas sikap Jerry yang mendadak baik itu. Setelah mendapatkan pesanan, mereka memilih kursi yang terasa nyaman.
"Aneh sekali kenapa bajingan gila itu mendadak baik padamu? Apa dia sudah berbuat dosa?" tanya Zaskia, saling bergantian bicara dan menikmati makanan.
"Jangan bahas dia saat makan. Nanti selera makanku hilang lagi."
"Oke, maaf ya. Aku jadi penasaran sebab langka." Zaskia terkekeh kecil kemudian menikmati makan siangnya tanpa mengungkit nama Jerry.
Jerry masih berusaha memikat hati Sora. Setelah membelikan makan siang enak, walaupun berujung penolakan, sepulang kerja dia menunggu Sora di depan loby.
Tidak berlangsung lama Sora dan Zaskia ke luar. Tentu saja Jerry tidak ingin melepaskan kali ini. Dia tergopoh mendekati Sora dengan menawarkan tumpangan mobilnya.
"Apaan sih? Orang ini rese." Tidak ambil pusing Sora melewati Jerry yang berharap naik mobilnya.
"Sora! Tu-tunggu!" Jerry mengejar Sora yang berjalan cepat bersama Zaskia.
"Sora, sikap baiknya sangat curigakan. Bajingan itu seperti ada maunya. Apa kamu memiliki kelemahannya?" celetuk Zaskia di tengah pelariannya.
"Jangan hiraukan brengsek itu. Aku muak melihat wajahnya saja," balas Sora tanpa menoleh lagi. Sekalipun Jerry mengejar dan memanggil namanya.
Tiba-tiba langkah Sora berhenti seketika di tengah perjalanannya.
"Gawat! Kenapa dia muncul disaat yang tidak tepat?" lirih Sora sendiri.
Sontak saja Sora membalikan tubuhnya dengan cepat.
"ada apa?. sikapmu jadi aneh lagi?" tanya Zaskia ketika melihat Sora nampak aneh.
"Zas. Aku pergi duluan ya." Sora memilih langkah seribu agar tidak berpapasan dengan Daniel.
Tentu saja reaksinya sangat kentara. Daniel langsung mengenalinya.
Sora masih belum melupakan kejadian malam tersebut. Pikirnya teto itu pasti membuat Daniel jijik. Maka dari itu Sora memilih menghindar.
Sora salah perhitungan..dia bisa menghindari Daniel, akan tetapi tidak bisa lepas dari Jerry sebab pelariannya menuju orang tersebut.
Sora memilih jalan pintas. Ia sengaja ikut menyebarang jalan saat rambu-rambu hijau menyala.
Dari arah belakang Daniel melihat Sora. Entahlah apa yang dilihatnya tiba-tiba saja ia terlihat waspada. Sebab orang bayaran Mr. Aland tiba-tiba saja muncul tak jauh darinya.