Sora melangkah cepat menyusuri lorong yang sepi. Dua tangan menyilang mendekap tubuhnya sendiri, semuanya ulah Jerry sudah membuat pakaian Sora robek. Tiba-tiba saja kakinya mendadak lemas. Sora menyenderkan punggungnya di dinding. Kenyataannya dia sangat takut setelah mengalami hal mengejutkan.
"Aku takut sekali. Mengapa dia ingin melihat punggungku? Ada apa sebenarnya? Aku benar-benar tidak mengerti mengapa si brengsek itu melakukan hal yang menjijikan."
Sora menyenderkan kepalanya di dinding. Sejenak saja menetralkan ketakutan dan perasaan tidak nyaman. Dan entah bagaimana dia memejamkan mata, lambat laun tidak ada pergerakan ditubuhnya hanya dengkuran yang mengisi kekosongan lorong.
...
Remang-remang cahaya mentari meyilaukannya. Namun Sora enggan membuka netranya. Masih terlalu pagi menurutnya. Memang Mata boleh tertutup tetapi indra penciuman tidak bisa menipu bau harum masakan yang menyebar di seluruh ruangan.
"Um ... Harumnya enak sekali?" Seolah ada makanan di atas bibirnya. Sora menjilat bibirnya sendiri dengan dua mata tertutup.
"Aduh, wanginya makin menyerebak. Enak sekali ini. Oh cacing kecil di perutku."
Dalam sekejap Sora membuka mata. Hal yang menarik perhatiannya. Daniel tengah menikmati sepanci ramen khas negaranya.
"Oh, Sora. Sudah bangun?" Daniel terperanjat saat melihat Sora sudah ada di depannya.
"Lapar? Mau ramen?" tawar Daniel begitu manisnya.
Sora mengangguk cepat. Tanpa pikir lagi duduk di depan Daniel kemudian merebut ramen tersebut. Menikmatinya tanpa memperdulikan pemiliknya. Tidak membutuhkan lama menghabiskan ramen seperti itu. Dalam sekejap panci kecil itu kosong melompong bahkan kuahnya tandas.
Akh!
"Mie-nya enak sekali. Terima kasih," ucap Sora selesai menghabiskan ramen yang di seduh oleh Daniel.
Daniel menatap hampa panci kosong, isinya sudah berpindah ke dalam perut Sora.
"Um ... sora. Jika kau mencoba makanan orang lain. Apa tidak sebaliknya di sisakan sedikit saja. Kau harus merasa enggan pada orang yang membuatnya," tutur Daniel. Tak tahu lagi harus menjelaskan seperti apa perihal ramen yang sudah diembat Sora sampai habis.
"He ... He ... He ... Maaf, habisnya mie korea ini enak sih walau agak manis. Bagaimana kalau kita buat lagi?" ajak Sora tidak tahu malu
Hah ... Daniel menarik nafas berat.
"Hanya ini satu-satunya ramen yang tersisa," balas Daniel lesu.
"Oh, kenapa tidak beli lagi saja. Di sini juga ada ko yang jualan ramen. Negaraku banyak menjual mie korea."
Daniel berdecak malas. "Aku hanya ingin ramen di negaraku. Di sini tidak ada rasa seperti itu. Jujur saja aku sangat merindukan masakan negaraku. Kimchi, dan ramen sangat cocok sekali. Uh, aku belum merasakan rasa kimchi seperti di negaraku"
Berulang kali Daniel menarik napas panjang. Harapan yang terakhir lenyap sudah. Ramen itu pemberian dari sahabatnya di Seoul. Sebelum menjalankan misi ke Indonesia. Shana Lee--sahabat Daniel memberikan beberapa bungkus ramen kesukaan Daniel.
Sora merenung penyesalan dan rasa bersalah sudah tidak ada artinya, karena tidak dapat memberikan apa yang dirindukan kekasihnya.
Saat keduanya merenung Zaskia datang menenteng tiga kantong plastik di tangannya. Sontak saja kehadirannya membuat Sora bahagia.
"Tumben datang ke rumah bawa sesuatu. Apa itu? Wanginya enak banget," ucap Sora mendengus mie bakso yang masih di tangan sahabatnya.
"Ini mie bakso urat. Khusus buat Daniel pacarmu," balas Zaskia lantas berlalu melewati Sora. Kemudian memberikan dua kantong bakso urat super pada Daniel Kim.
"Makanlah, kau pasti lelah setelah bekerja dan menggendong Sora," kata Zaskia perhatian tidak seperti Sora yang sudah membuat Daniel kelaparan.
"Terima kasih, Zas. Dengan senang hati aku akan menikmatinya." Daniel tersenyum kemudian meletakan dua plastik bakso di atas meja, dia berlalu mencari mangkuk.
Sora menatap tanpa kedip pada sahabatnya yang tiba-tiba saja memberikan perhatian khusus pada Daniel.
"Mendadak baik pada orang lain. Pasti ada maunya. Betul tidak?" Sora sengaja mendekati wajah Zaskia dengan tatapan sulit untuk diartikan.
"Astaga kelakuanmu ini. Sorry ya aku tidak seperti yang dituduhkan. Aku hanya kasian pada Daniel karena melewatkan makan siang karena harus membawa pulang pacarnya yang tidur," jelas Zaskia gemas.
"Jadi dari siang dia belum makan apapun?" Sora shok, apalagi mengingat sudah menghabiskan ramen lelaki itu.
Sora terduduk lemas di sofa. "Astaga, aku sudah berbuat dosa padanya."
Alis Zaskia mengerut. "Dosa? Emangnya apa yang sudah kau perbuat?"
Sebelum Sora membuka membuka mulut tercium harum bakso yang sudah berpindah ke mangkuk.
"Astaga, jadi lapar lagi," gumamnya, melirik ke asal wangi tersebut.
Tidak perlu berpikir lama-lama, wanita itu sudah berpindah di samping Daniel. Lidahnya bergoyang, dan bola matanya fokus tertuju pada Daniel yang tengah menikmati butiran bakso besar.
"Apa baksonya sangat enak?" tanya Sora tak henti menelan ludah.
"Tentu saja enak. Syukurlah aku bisa makan, Zaskia terima kasih," ucap Daniel menoleh
Zaskia mengangguk sebagai balasan. Wanita itu berdecak ketika melihat sahabatnya yang lagi nongkrong melihat pacarnya makan bakso.
Daniel melirik Sora,. sebenarnya dari awal sudah melihat gelagat kekasihnya yang selalu wah! Melihat makanan.
"Ini buat kamu, Sora." Daniel menyodorkan bakso bagian Sora.
"Ah, tidak usah. Aku sudah makan mie tadi. Kamu juga tahu." Sora merasa segan bila harus menikmati bakso, dia benar-benar tidak memiliki muka. Bisa-bisanya cacing di perutnya demo lagi.
"Makan saja. Ini memang jatah kamu."
Sora nyengir dalam hati teriak bahagia, sebab Daniel tidak marah walau sempat berdebat sebelumnya.
Excited-nya dia menikmati bakso dari sahabatnya. Terlebih makan bareng pujaan hatinya.
Setelah kenyang mengisi energi kini ketiganya duduk santai di depan televisi. Hal yang ingin dipertanyakan Sora mengenai siang tadi. Ternyata membuat penasaran, pasalnya tidak mengingat yang sudah terlewatkan.
"Maaf, sebelumnya aku penasaran bagaimana menemukanku?" tanya Sora ragu-ragu.
Daniel dan Zaskia saling melirik.
"Aku yang menemukan kamu tidur di lorong. Setelah itu aku menghubungi pacarmu ini," jelas Zaskia singkat. Sayangnya bukan itu yang membuat Sora penasaran.
Sora ingin berterus terang perihal punggungnya yang bertato. Sayangnya nyalinya tidak sampai kesana, yang membuatnya cemas bukan tidak sadarkan diri, tetapi ingin memastikan apa Daniel melihat tato di punggungnya?
Hidup Sora sudah tamat. Dua kali Daniel melihat punggungnya yang terbuka. Anehnya lelaki dimples itu tidak pernah berbicara ataupun bertanya perihal tato tersebut.
"Jangan terlalu banyak berpikir, Sora. Istirahat saja, karena besok kau bekerja." Daniel mengingatkan Sora. Bukannya Daniel tidak menebak isi kepala kekasihnya. Dia juga tahu banyak pertanyaan yang ingin disampaikan. Hanya saja Daniel tidak ingin mencari perkara.
Daniel takut Sora kecewa dan malu. Lebih baik diam demi kebaikan bersama.
...
Jerry tertunduk lesu setelah menerima kekalahan oleh mantan pacar. Bayangkan seorang wakil direktur terkunci di dalam toilet perempuan. Apa kata pegawai MG grup. Sudah pasti Jerry harus menelan rasa malu yang teramat.
"Menyebalkan. Kenapa segitunya menginginkan wanita itu? Jangan sampai ayahku tahu.. bisa-bisa kau ditendang lagi tanpa kesempatan dua kali." Yolanda mengingatkan.
"Aku benar-benar tidak menduga bakal seperti ini. lain kali aku akan berhati-hati," balas Jerry, tidak ingin membuat kesalahan yang sama.
Jari-jari lentik itu menyusuri bagian dada bidang yang terbungkus kemeja putih. Sekilas mengecup hangat bibir kekasihnya.
"Kau harus bersabar sayang jika ingin sukses. Alangkah baiknya mendekati orang tua wanita itu. Atau saudara terdekatnya. Berikan perjanjian yang memuaskan agar mereka ada dipihak kita," tutur Yolanda. Setelah melepaskan kecupan singkatnya.
"Tapi Sora tidak memiliki orang tua lagi. Ayahnya sudah lama meninggal dan ibunya pergi entah kemana. Yang aku tahu dia tinggal dengan paman dan bibinya."
Jerry menarik napas dalam bila mengingat Kemalangan mantan pacarnya. Tetap saja dia sudah melukai perasaannya dengan mengkhianati.
Maksud Yolanda memberikan saran agar Jerry mendekati paman Rudy atau bib Candy. Bahayanya Jerry sudah tahu seperti apa Candy.
Lantas rencana seperti apa yang akan dijalankan Jerry untuk mendekati Candy, agar bisa dipihaknya.