Beberapa manusia hidup dengan caranya sendiri, menjadi kaya hal yang luar biasa apalagi berkuasa di luar negeri ataupun di dalam negri. Namun, hal tersebut tidak lah mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras agar meraih kesuksesan. Tapi rupanya ada segelintir orang yang rela melakukan apa saja demi uang, kekayaan, dan kekuasaan. Seperti yang diperbuat Jerry saat ini.
Jerry menutup mata hatinya demi tato yang ada ditubuh Sora. Setelah mengetahui makna tato tersebut mantan pacar Sora nekad melakukan tindakan tidak terpuji.
Sora terkesiap ketika mobil yang di tumpanginya masuk ke parkiran ruang bawah tanah. Sebuah gedung yang cukup tinggi dengan dinding kaca besar, dan televisi LED membentang luas di atas menunjukan wajah aktor dan artis terkenal dalam sebuah mahakarya-- film.
Bioskop nama tempat yang sering didatangi dua pasangan di akhir pekan. Namun, Sora dan Jerry bukan pasangan lagi mengapa mereka harus pergi kesana?
"Tunggu! Untuk apa kita ke bioskop? Kamu janji tidak akan membawa aku ke tempat yang aneh-aneh. Tapi sekarang ini apa?" tanya Sora, kakinya melangkah mundur ketika melihat cover film yang berjejer di depannya.
"Aku ingin menonton film bersama kamu, Sora? Bersediakah masuk ke dalam? Aku mohon sekali ini saja, kabulkan permintaanku."
Jerry memasang senyum tulus. Tapi di hati berkata lain.
"Tidak bisa! Aku tidak tertarik nonton film bersamamu!" ucap Sora ketus. Sora sangat menyesal berada di tempat seperti ini dengan mantannya. Andai saja Daniel Kim, mana mungkin tidak bersedia. Sora hendak melangkah pergi tetapi Jerry mencegahnya.
"Ayolah, Sora. Kita hanya nonton filmnya saja. Aku janji tidak akan melakukan apapun padamu, percayalah!"
Jerry terus memohon, dan meminta kebersediaan Sora.
"Baiklah. Tapi sekali ini saja. Jangan harap melakukan lagi!"
Jerry tersenyum bahagia, "Oke, aku tidak akan meminta lain kali."
Rupanya Jerry sudah mempersiapkan dua tiket masuk. Sebelum masuk Jerry membeli popcorn ukuran jumbo, dua pepsi dingin. Tidak membutuhkan lama Jerry datang kembali. Mereka masuk untuk memilih tempat duduk yang menurutnya nyaman. Rupanya banyak kursi yang tidak terisi semua pengunjung rata-rata berpasangan.
"Suasana macam apa ini?" ucap Sora dalam hati. Mengedarkan pandangan kesemua sudut ruangan tersebut. Dia kaget saat melihat dua pasangan yang tengah melakukan kiss di kursi pojok. Dia sangat malu sekali melihat pemandangan tersebut walaupun bukan dirinya yang melakukan.
Walaupun enggan melakukan ini tetap saja harus terlihat nyaman bersama. Sora duduk sambil melipat dua tangan di dada.
"Sora, ini minuman kamu. Oh iya kita juga punya cemilan kesukaan kamu." Jerry memberikan minuman dingin dan menunjukan popcorn yang entah apa kandungan di dalamnya. Saat Sora lengah diam-diam Jerry menyeringai. Sebelumnya minuman yang di pegang Sora sudah dicampur dengan obat tidur yang tidak sesuai dosis.
Tentunya perbuatan jahat itu tidak diketahui Sora. Dengan senang hati dia menerima pemberian Jerry. Bahkan sudah menikmati satu tegukan.
Film diputar, keadaan ruangan tersebut menjadi gelap dan hanya menyisakan layar lebar membentang luas di depan penonton. Awal cerita cinta yang mengharukan cocok untuk ditonton dengan pasangan. Tetapi hal mengejutkan terjadi saat adegan dewasa tanpa sensor jelas dimata Sora.
"Astaga. Film apa ini?" Sora tak kuasa melihat lebih lama adegan vulgar tersebut. Cara terbaik menutup matanya.
"Sora, kamu baik-baik saja?" Jerry bertanya, tapi sudut bibirnya terangkat puas.
Sora menggeleng cepat. "Aku tidak mau nonton film seperti ini. Sebaiknya kita pulang saja."
"Apa pulang? Mana mungkin kita pulang film saja belum selsai. Ayolah Sora, kamu pasti bisa bertahan menonton karya terbaik ini. Aku yakin endingnya pasti bagus," jelas Jerry berusaha membujuk.
"Ck. Kamu ini maunya apa sih?" Sora bangkit menatap tajam. Tetapi mendadak pandangannya meremang. Belum sempat dia membuka suara lagi tubuhnya ambruk tepat di pangkuan Jerry.
Yes!
Jerry menyeringai puas usaha membuat Sora tertidur berhasil. Secepatnya ia memangku Sora meninggalkan bioskop dan film dewasa.
Tiga puluh menit kemudian Jerry telah berhasil membawa Sora ke sebuah kamar hotel berbintang. Sora tergelatak tidak berdaya di atas king size.
"Wah tubuhnya cukup berat juga. Dasar perempuan suka makan," maki Jerry Sembari menatap Sora.
~~~
Daniel Kim berhasil ke luar dari tempat persembunyiannya, setelah menyamar sebagai seorang perempuan. Sialnya, harus mengganti pakaian di toilet umum.
Kini penampilannya sudah normal kembali. Walaupun tidak sempat membawa mobil. Selagi ada waktu maka tidak mungkin disia-siakan. Daniel teringat keadaan Sora karena beberapa hari ini tidak bertemu. Ada gejolak yang tidak biasa dalam dada. Perasaan istimewa berharap melihat wajah tukang makan itu.
"Apa dia baik-baik saja?"
Untuk mengecek keadaan Sora. Daniel sengaja menghubungi lewat jalur benda pipih. Namun, sayang tidak memiliki sambungan, berulang kali mencoba tetap saja tidak tersambung.
"Kenapa tiba-tiba teleponnya tidak aktif? Jangan-jangan sudah tidur?" ucap Daniel menerka sendiri.
Daniel memang tidak berhasil menelpon Sora. Tetapi dia berhasil melacak lokasi ponsel Sora. Sebelumnya Daniel sudah memasang perangkat GPS di ponsel Sora. Menjaga hal yang tidak memungkinkan, contohnya; seperti sekarang.
Terkesiap kaget melihat lokasi yang menunjukan keberadaan Sora.
"Apa yang dia perbuat di hotel? Aneh sekali? Dia bukan tipe perempuan yang mencari kenyamanan sekalipun diusir oleh keluarganya."
Daniel berpikir keras mengenai keadaan Sora. Untuk mastikan secepatnya memanggil taxi yang kebetulan di pesan oleh seorang lelaki tak jauh darinya.
Daniel bergegas membuka pintu mobil, menutupnya sesudah meminta maaf pada lelaki yang memesan taxi tersebut. Taxi itu melaju meninggalkan si pemesan yang pertama.
Daniel terus memerhatikan GPS di dalam layar ponselnya. Semoga saja tidak ada kejadian buruk yang menimpa perempuan doyan makan itu.
~~~
Di kamar hotel Jerry sudah bernai menanggalkan semua pakaian Sora. Terkesiap kaget ketika melihat punggung yang sudah dipenuhi gambar aneh tersebut.
"Ternyata ayah tidak berbohong. Dari kapan Sora memiliki tato sebagus ini?" Jerry terkagum melihat dengan jelas tato tersebut.
Tato yang penuh arti di dalamnya. Rupanya gambar King Cobra Twists The House begitu menakjubkan. Jerry tidak bisa melepaskan diri pandangannya. Karena tidak tahu makna dan artinya Jerry harus mengambil gambar tato tersebut dengan cara motretnya.
Yup' satu gambar sudah ia hasilkan. Jerry tersenyum puas bangga sudah berhasil melaksanakan permintaan ayahnya.
Posisi tubuh Sora terlentang lagi. Hanya selimut putih yang menutupi tubuh polosnya itu. Awalnya Jerry enggan melakukan sesuatu namun pesona yang terpancar dari wajah polos tanpa pakaian itu begitu menggoda.
Jerry memberanikan diri mendekati. Tatapannya seperti laser mengintai lekuk tubuh yang aduhai itu. Bagaimana dia tidak tergoda bahkan tenggorokannya tiba-tiba kering.
"Sora maafkan aku. Melihatmu seperti ini membuat aku gelap mata. Aku janji akan melakukan sekali saja," ucap Jerry tidak berhenti menelan ludah.