Jerry hendak melakukan sesuatu pada Sora yang tertidur karena pengaruh obat tidur yang diberikannya. Perlahan nan pasti pemilik tubuh sixpack setengah polos itu merangkak di atas king size.
"Haruskah melakukan pemanasan dulu sebelum mulai adegan panas kita?" ucap Jerry sendiri. Bertanya pada Sora yang jiwanya ada di alam mimpi.
"Sora, aku berjanji akan melakukan dengan hati-hati. Jadi tidak perlu kuatir atau takut, percayalah." Jerry tersenyum bahagia. Malam ini akan menjadi malam pertama baginya. Menikmati kehormatan sang mantan.
Benarkah keinginan Jerry dapat terlaksana? Sebelum Jerry melakukan ritual puncak gairah tiba-tiba saja sebelah kaki kecil mungil itu menghantam kepalanya.
Duk!
Hampir saja Jerry jatuh ke lantai. Beruntungnya bisa bertahan walau jantungnya berdebar tak karuan.
"Kamu baru saja menendang kepalaku, Sora? Mungkinkah kamu ...?" ucapnya melayang di udara. Jerry menerka Sora sudah kembali kesadarannya.
Untuk memastikan hal tersebut Jerry melihat wajah Sora dari dekat. Wanita itu tengah bermimpi indah.
"Ternyata kamu masih tidur. Syukurlah, tapi kamu hebat Sora. Dalam tidur pun bisa membalasku seperti ini." Jerry terkekeh kecil, bila mengingat kebrutalan mantan kekasihnya selagi siuman.
"Kali ini aku tidak akan lengah lagi. Bersiaplah sekarang menerima kekuatan yang dahsyat." Jerry mulai memposisikan tubuhnya untuk menggagahi Sora, tetapi apa berhasil?
"Hei! Bajingan! Jika sentuh sedikit saja, maka aku akan mencabuti rambut di hidungmu!"
Tiba-tiba Sora memaki saat Jerry hendak melakukan ritual gairahnya. Kemudian tidur lagi setelah membuat Jerry kaget setengah hidup.
Jerry menelan ludah, bersusah payah menetralkan irama jantungnya. Teriakan mantan kekasihnya membuat niatnya menciut sebagai lelaki normal.
"Apa ini? Benarkah kamu sudah bangun? Sora, jangan buat aku takut." Jerry jadi was-was. Bagaimana bisa melakukan sesuatu pada Sora jika seperti ini.
Selagi Jerry terpaku di tempat. Sebelah kaki Sora yang satunya lagi melayang.
Duk!
Aw!
Telapak kaki itu berhasil menendang punggung Jerry mengakibatkan tubuh sixpack jatuh berguling di atas lantai.
Saat itulah Daniel Kim mendobrak pintu. Sontak saja terkejut mendapati Jerry tengah meringis memegangi bokongnya. Sepertinya pemandangan itu belum seberapa dibandingkan yang di atas king size.
Kedua bola mata hitam itu terbelalak sempurna ketika melihat dengan jelas lekuk tubuh Sora yang tidak tertutup selimut.
"Yah! Apa yang sudah diperbuat si brengsek ini!" Daniel bergegas meraih selimut di ujung kaki Sora. Kemudian menutupi tubuh polos itu dengan dua mata tertutup.
Lega rasanya. Sudah melewati krisis batin. Daniel sadar harus meminta pertanggungjawaban pada Jerry yang masih terduduk di lantai.
"Hei brengsek!" maki Daniel mencekal leher Jerry sampai tubuhnya sigap berdiri.
Mendorong tubuh setengah polos, sampai membentur punggung ke dinding sudut kamar.
Akh!
Jerry meringis sepertinya tulang punggung sudah melunak karena benturan tersebut.
"Kamu apakan Sora hah?" Lemparan pertanyaan yang bagus.
Jerry tergagap karena shok berat. "Ak-aku ... Belum melakukannya!" balas Jerry terbata.
"Bajingan licik! Apa maksud kamu belum melakukannya? jadi sebelum aku datang niat kamu untuk menghancurkan kehormatan Sora?" Daniel menggeleng tak percaya. Jerry sudah berniat melalukan yang tidak-tidak pada Sora.
"Lep-lep-pas ...." Jerry tidak bisa bicara dengan leluasa karena cekikan Daniel.
Walaupun begitu tidak semudah melepaskan cekalannya sebelum si brengsek ini mengakui kesalahannya.
Selagi keduanya bersitegang, Sora memaki lagi dalam tidurnya. Kali langsung terduduk. Tentunya selimut putih yang menutupi bagian gunung kembarnya melorot.
"Khya! Kalau kamu berani lawan aku?" teriak Sora menjentikan telunjuk tepat ke arah Daniel dan Jerry.
"Kenapa dia jadi seperti ini?" ucap Daniel. Ini pertama kalinya melihat gaya tidur Sora yang luar biasa mengagetkan.
Selagi Daniel lengah. Jerry memanfaatkan keadaan. Jerry membebaskan dirinya dari cekalan tangan Daniel. Sebelum meninggalkan terlebih dahulu menjawab keanehan tersebut.
"Wanita ini dari tadi seperi ini terus. Dia mengigau, mengatakan hal yang tidak masuk akal. Coba kamu bayangkan! Bagaimana aku bisa melakukan itu!" jelas Jerry.
Yupz, Daniel paham sekarang. Mengapa Jerry berposisi seperti itu sebelum dia datang. Rupanya semua ini ulah Sora. Tetap saja Jerry salah sudah merencanakan kejahatan.
Tetapi sayangnya sebelum Daniel meringkusnya, Jerry mengambil langkah seribu, meninggalkan kamar hotel tersebut.
Tinggallah Sora yang masih di alam mimpi. Dan Daniel yang masih menatap tak berkedip.
"Sora, kamu pasti kedinginan. Jangan pamerkan tubuh berharga kamu ini."
Daniel membaringkan Sora seperti semula, menutupi dengan selimut putih.
"Sebenarnya apa yang sudah di lakukan si brengsek itu?" ucap Sora memaki sendirian.
Entah lah mengapa bibir tipis yang jadi candu biasa menanggung beban seperti ini? Daniel menaikan tangan ke atas lalu menyibakan anak rambut yang hampir menghalangi wajah manis itu.
Sora tersenyum dalam tidurnya. Mimpi apa yang mereka lewati.
"Kamu memberikan senyum indahmu. Teruslah seperti ini."
Selagi senyum dalam tidurnya, Sora berbalik memunggungi Daniel. Hal tersebut sangat membuat Daniel takjub tato king cobra Twists The House dengan jelas.
"Tatonya sangat bagus Sora. Rupanya gambar ini sudah membuat hidupmu terluka dan gagal." Daniel tidak dapat meyembunyikan.
"Maaf atas segalanya,".sambung Daniel lagi.
~~~
Sinar mentari memancar melewati celah kecil. Pancaran energi panas itu tidak membuat dua pasangan yang bersembunyi di tempat tidur masih terlihat nyaman satu sama lain.
Bola mata indah dengan bulu lentik bagai boneka Barbie mendadak kaget. Sora, orang pertama bangun setelah membuat ke kekacauan kecil.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa di sini?" Sepertinya dia belum sadar sesuatu.
Merasakan ada yang bergerak di balik selimut putih. Sosok tubuh tanpa pakaian temgah tidur nyaman di dekatnya. Bagaimana Sora bisa? Apa mungkin semalam terjadi sesuatu diantara mereka.
Memastikannya menyikap selimut tersebut. Terpampang indah wajah manis tengah tertidur.
"Dan-Daniel!" pekik Sora shok.
Seketika lutut Sora lemas, tetapi otaknya berusaha mengingat kejadian semalam.
"Tunggu! Bukankah semalam aku bersama Jerry? Kek-kenapa jadi dia?" lirih Sora.
Semakin berusaha mengingat,.semakin tidak bisa mengendalikan pikirannya.
"Astaga gawat! Aku tidak ingat apa-apa? Bagaimana jika dia menganggap aku perempuan yang tidak waras?" ucap Sora menggeleng. Dirinya sendiri tidak percaya apalagi orang lain.
Akibat kerusuhan yang diperbuatnya mengakibatkan Daniel Kim membuka mata.
Sontak saja Sora kaget. Seperti yang dilakukan pada Jerry tiba-tiba saja kaki Sora menendang bokong Daniel, mengakibatkan jatuh dari king size.
Daniel meringis sebentar, lantas secepatnya bangkit. Dugaan Sora Daniel tidak memakai celana tetapi buktinya salah. Hanya pakaian yang ia tanggalkan.
"Sora?mengapa kamu sering menjatuhkan seseorang di atas tempat tidur?" Danie protes.
"Salah sendiri mengapa kamu bisa tidur denganku?" balas Sora cukup memekik.
"Katakan kenapa kita sampai ke sini? Bukankah aku ada di bioskop bersama Jerry?" Sora masih bimbang seperti telefortasi ke tempat yang jauh.
Daniel memungut pakaian sebelum membalasnya. Memakai pakaian tersebut tanpa malu dilihat Sora.
"Dengarkan aku, Sora. Justru itu yang ingin aku tanyakan. Kenapa kamu bersikap aneh seperti ini?"
"Bersikap aneh? Kapan aku melakukannya?" tanya Sora balik.
"Memang kamu yang menarikku ke tempat tidur. Lalu siapa lagi bodoh!"