"Kal, jangan nangis dulu, ya," teriak Bulan sambil sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Kelvin. Di rumah ini memang tinggal mereka bertiga, karena Ardi dan Misha harus berangkat kerja pagi-pagi buta. Ada pesanan banyak untuk acara di kedai soto keluarganya, makanya dia kini yang bertugas menyiapkan sarapan untuk dua orang.
Bulan sudah sejak tiga puluh menit yang lalu menyiapkan beberapa lauk, dan tiba-tiba saja Kal yang masih tertidur kini menangis kencang. Suaranya bahkan terdengar sampai ke dapur meski posisi Kal ada di dalam kamar.
"Kal, please," mohon Bulan sambil terus mengaduk ayam suwir dalam wajan. Dia tidak bisa meninggalkan masakannya begitu saja, karena akan gosong jika tidak diaduk. Akan tetapi, dia juga tidak tega membiarkan Kal yang baru bangun, menangis begitu kencang.
"Aku permisi masuk ke dalam kamarmu." Tiba-tiba saja Kelvin muncul di ambang pintu dapur. Lelaki itu berdiri tegak dengan wajah segar.