Bulan mengernyit mendengar ucapan Candra. Dia kemudian menyentuh pundak lelaki yang jauh lebih tinggi dari dirinya itu, lalu melepaskan pelukan mereka. "Kenpaa kamu mikir gitu?" tanyanya.
"Soalnya aku merasa kamu menghindariku," jawab Candra sembari mentap mata Bulan. Dia benar-benar merindukan perempuan itu, tapi tidak berani menghubungi karena khawatir malah membuat Bulan semakin marah.
"Kok bisa, sih?" tanya Bulan sambil menarik tangan Candra. Dia membawa lelaki itu untuk duduk di sofa. Setelah itu, dia meletakkan paper bag yang diberikan Susi padanya tadi di atas meja.
Candra menaikkan bahunya. Dia sendiri tidak tahu kenapa berpikir seperti itu. Mungkin karena semesta membuatnya tidak bisa tertemu Bulan. Apalagi perempuan itu tidak datang ke kantor selama beberapa hari setelah kejadian pertemuan dengan Timur.