Setelah pertarungan itu banyak hal yang harus Zie Du lakukan. Dia harus mengobati luka Zu Meng, dia harus menenangkan masyarakat, dia harus menenangkan Zu Yong, dan beberapa hal kecil lainnya.
Setelah semua selesai dia pun menemui Liu Heng.
"Siapa kau sebenarnya?" Zie Du menatap Liu Heng dengan tatapan tajam. "Tidak mungkin orang yang belum berkultivasi bisa melakukan hal itu. Kalau kau tidak mengatakan yang sebenarnya, maka aku akan mencari tahu dengan kekerasan," ancamnya. Zie Du tidak bercanda dengan apa yang dia katakan.
"Bukan tuan juga pendekar pedang?" Liu Heng melirik ke arah pedang yang ada di pinggang Zie Du. "Seharusnya tuan tahu kalau dia—Zu Meng—tidak ahli dalam ilmu pedang. Dia hanya melihat ilmu pedang dari jauh. Dia belum menyentuh apa itu ilmu berpedang dan apa inti dari semuanya. Butuh waktu lama untuk mengetahui hal itu dan tuan tahu apa yang dia—Zu Meng—lakukan sepanjang hari? Dia hanya bersenang-senang dan puas dengan apa yang dia dapatkan. Dia merasa kalau dia sudah memahami ilmu pedang padahal dia bahkan tidak tahu apa itu ilmu pedang."
Zie Du kagum dengan apa yang Liu Heng katakan. Belajar ilmu berpedang itu memang butuh waktu yang sangat lama. Zie Du bisa mencapai tahap dia sekarang saja dia harus berlatih selama 20 tahun, tetapi itu baru awal saja. Dia bahkan belum bisa menyatu dengan pedang apalagi sampai ke tahap bisa menggunakan qi pedang atau bahkan aura pedang. Itu tahap yang sulit dia capai karena keterbatasan kemampuan.
Kecerdasan juga mempengaruhi hal itu. semakin cerdas seseorang, maka semakin cepat dia mendalami seni berpedang. Sayangnya Zie Du tidak memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia hanya setara dengan rata-rata orang banyak.
"Jadi kau menganggap dirimu sudah memahami ilmu berpedang?"
Liu Heng mengerutkan keningnya, "Aku tidak pernah mengatakan seperti itu. Yang aku katakan itu adalah Zu Meng yang tidak ahli berpedang bukan aku yang sudah mendalami. Seharusnya tuan mengerti inti dari apa yang aku katakan atau jangan-jangan tuan tidak mengerti!"
Wajah Zie Du memerang.
"Siapa yang mengajari mu ilmu berpedang?" tanya Zie Du. Dia mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin dikatakan tidak mengerti lagi.
"Tidak ada."
"Hah?" Zie Du kaget. "Itu tidak mungkin. Tidak ada orang yang bisa memahami ilmu berpedang tanpa seorang guru. Itu adalah hal yang sangat mustahil."
"Tidak juga," ucap Liu Heng. "Semua orang bisa asal mereka memiliki otak. Tuan pikir ilmu berpedang itu adalah ilmu yang turun dari langit, tentu tidak bukan? Pasti ada yang menciptakannya dan yang menciptakannya itu tidak belajar dari siapa pun. Yang artinya mungkin saja berlatih ilmu pedang sendiri."
Zie Du terdiam. Matanya melebar dan tidak lama kemudian dia tersenyum. Apa yang Liu Heng katakan itu masuk akal. Dia kemudian memegang pundak Lie Heng dan menatapnya dengan tatapan penuh harap, tetapi beberapa saat kemudian ekspresi-nya kembali muram. Dia baru ingat kalau Liu Heng tidak bisa kultivasi.
"Kau sangat berbakat, tetapi sangat disayangkan kau tidak bisa menjadi cultivator. Aku sangat yakin kalau kau bisa berkultivasi kau akan menjadi pendekar terkuat yang pernah ada." Zie Du terdiam sejenak. Dia pun tersenyum. "Apa kau ingin pergi ke sekte Tebasan Mengalir? Kau masih bisa menjadi cultivator, tetapi kau memerlukan sumber daya yang sangat banyak. Kau bisa bekerja sebagai juru masak di sana dan kau bisa mendapatkan Batu Jiwa untuk kau berkultivasi. Batu jiwa bisa kau gunakan untuk kultivasi atau kau bisa membeli Pill dengan batu jiwa. Pill sangat berguna, tetapi harganya cukup mahal, tetapi kalau kau rajin, maka kau pasti bisa membelinya. Aku juga akan membantumu, tetapi tidak banyak. Bagaimana?" tawar Zie Du.
Feng Xi kaget dengan apa yang Zie Du lakukan. Baru kali ini Zie Du sangat tertarik dengan orang lain kecuali Xie Xie. Dia baru menjadi guru di sekte Tebasan Mengalir. Xie Xie dan Zu Yong adalah murid pertama baginya dan mungkin Liu Heng juga.
Liu Heng menoleh ke arah Kakeknya yang juga ada di sana sejak tadi. tentu saja kakeknya sangat mendukung. Dan akhirnya Liu Heng menerima tawaran itu. Zie Du tidak menceritakan kalau dia—Liu Heng—hanya bisa sampai ke tahap penempaan tulang tahap terakhir atau tahap ke 5.
Kultivasi terbagi menjadi 7 tingkatan yaitu :
Penempaan Tulang (1-5)
Pondasi Qi (1-5)
Alam Bumi (1-10)
Alam Langit (1-10)
Alam Surga (1-10)
Surga Abadi (1-10)
Immortal (1-3).
Di tahap immortal hanya ada beberapa orang saja dan itu bisa dihitung dengan jari. Tahap penempaan tulang dan pondasi qi hanyalah tahap awal menuju ke tahap sebenarnya dari cultivasi.
"Baiklah kalau begitu kita akan berangkat," ucap Zie Du. Dia tidak ingin terlalu banyak membuang waktu. Dia ingin segera pulang ke sekte dan mulai belajar pedang lagi. Berkat apa yang Liu Heng katakan, dia menjadi penuh dengan semangat.
Sebelum pergi, Liu Heng pamit lebih dulu kepada kakeknya. Begitu juga dengan Zu Yong pamit dengan orang tuanya.
"Hati-hati dan selalu jaga diri," ucap kakeknya. Dia kemudian mencium wajah Liu Heng. "Jangan mudah percaya dengan siapa pun di dunia cultivator karena bisa saja orang yang terlihat baik , tetapi nyata adalah orang jahat dan ingin mencelakai-mu," bisik Lin Jie.
Liu Heng kaget. Dia baru ingin bertanya lagi, tetapi tiba-tiba Xie Xie langsung memegang tangannya dengan erat. Dia tersenyum sangat manis ke arah Liu Heng. Xie Xie bukan hanya berbakat, tetapi dia juga sangat cantik. Tubuhnya sangat lembut selembut sutra dan kulitnya sangat putih seputih susu.
"Kami pergi dulu ya, Kek!" ucap Xie Xie.
"Kau juga hati-hati. Jangan mudah terpengaruh dengan pria lain. Ingat kau sudah punya Liu Heng. Jadi, jangan menerima pria lain lagi. Kakek sudah merestui hubungan kalian," goda Lin Jie.
Wajah Liu Heng dan Xie Xie langsung memerah. Wajah Zu Meng juga sama merahnya, tetapi dengan emosi yang berbeda. Begitu juga dengan ayahnya.
Setelah pamit mereka berlima pun pergi. Zie Du tidak pernah menyangka kalau dia akan membawa tiga orang anak. Padahal dia hanya diberi jatah dua anak saja. Yang akan menjadi murid resminya hanyalah Xie Xie dan Zu Yong saja. Liu Heng akan bekerja di tempat juru masak. Dia akan menjadi murid tidak resmi Zie Du saja.
Dia masih akan memberikan batu jiwa secara rutin, tetapi tidak sebanyak yang Xie Xie dan Zu Yong terima. Kalau dia melakukan itu, itu hanya akan menimbulkan kecemburuan saja. Zie Yong tidak ingin itu terjadi.