Putri Sekarwati, Pangeran Arya dan Pangeran Adipangga yang awalnya mempunyai sifat serius akhirnya ketularan juga sifat konyol dari pendekar sutra ungu sebagai orang tua angkatnya dan panglimanya itu. Suasana humoris menambah keceriaan pada keluarga istana tersebut. Tetapi sifat konyol itu justru menghibur para ke dua belah pihak. Tapi jauh-jauh hari sebelum mereka mengenal pendekar sutra Ungu sebagai orang tua angkat mereka, paman sujali dan paman sujatmiko sudah mengenal watak humoris pendekar sutra ungu tersebut, mengingat Paman sujali dan paman Sujatmiko adalah anak didik dari pendekar sutra ungu.
Tiba-tiba terdengar dari luar ruang singgasana langkah kaki beberapa orang yang hendak masuk ke dalam ruangan.
Srek!
Srek!
Srek!
Suara langkah kaki Paman Sujali dan Sujatmiko di temani prajurit yang membawa kursi akan masuk ke ruangan singgasana.
Tok!
Tok!
Tok!
Suara ketukan pintu dari prajurit yang mengetuk pintu ruang singgasana terdengar.