Ngik!
Ngik!
Ngik!
Suara anak singa yang di gendong Nyai Wungu berbunyi dan menjilat-jilat Nyai Wungu.
"Itu lihat kanda anak kucingnya sepertinya mulai lapar dan haus, atau mungkin cocok dengan kita ya?" kata Nyai Wungu sembari bola matanya mengarah pada lawan bicaranya dan menggendong anak singa yang di kira kucing hutan.
"Iya dinda lucu sekali," kata Kiai Wungu sembari bola matanya mengarah pada lawan bicaranya.
"Ayo kita bawa ke dalam ruang singgasana yuk kanda," kata Nyai Wungu sembari bola matanya mengarah pada lawan bicaranya dan menggendong anak singa yang di kira kucing hutan.
"Iya dinda," kata Kiai Wungu sembari bola matanya mengarah pada lawan bicaranya.
Srek!
Srek!
Srek!
Suara langkah Nyai Wungu sembari menggendong anak singa yang di kira kucing hutan menuju ke ruang singgasana istana kerajaan Pringsewu.
Srek!
Srek!
Srek!
Suara langkah Kiai Wungu sembari menuju ke ruang singgasana istana kerajaan Pringsewu.
Ngik!
Ngik!
Ngik!
