Hap!
Hap!
Wus!
Wus!
Wus!
Prak!
Prak!
Suara Nyai Wungu dan Kiai Wungu terbang ke atas menghindari amukan dari buaya raksasa jelmaan Ratu buaya. Sembari kaki Nyai Wungu dan Kiai Wungu bertengger pada sebuah dinding kerajaan Pringsewu.
"Huh! Buaya edan itu mengamuk kanda," kata Nyai Wungu sembari bergandengan tangan dengan pasangannya dan menghela nafasnya, ketika bertengger pada sebuah dinding kerajaan Pringsewu. Bola matanya mengarah pada buaya raksasa jelmaan Ratu buaya yang hendak menerkamnya.
"Huh, iya dinda," kata Kiai Wungu sembari bergandengan tangan dengan pasangannya dan menghela nafasnya, ketika bertengger pada sebuah dinding kerajaan Pringsewu. Bola matanya mengarah pada buaya raksasa jelmaan Ratu buaya yang hendak menerkamnya.
Hua!
Grr!
Hua!
Grr!
Hua!
Grr!
Erangan buaya raksasa jelmaan Ratu buaya, sembari bola matanya melotot dan wajahnya penuh dengan kemarahan melihat Nyai Wungu dan Kiai Wungu yang bertengger pada sebuah dinding kerajaan Pringsewu.