Keesokan harinya Pangeran segera menaiki kudanya untuk menuju hutan lapis ke tiga, dan tentu saja siluman penghuninya juga lebih kuat di bandingkan dengan lapis ke dua. Pangeran menuju hutan lapis ke tiga menghabiskan sepuluh hari lamanya, setiap sore menjelang petang ia beristirahat mendirikan tenda dahulu, lalu di sambung besok seperti perjalanan sebelumnya. Pintu gerbang menuju hutan lapis ke tiga seperti pintu Goa, yaitu tersusun batu padas yang dibentuk secara alami, Pangeran mulai memasuki hutan lapis ketiga, sama seperti hutan sebelumnya Pangeran sering tersesat karena ulah penunggu gaib penghuni hutan itu. Kesan pertama memasuki hutan lapis ketiga begitu seram, dan hutannya terdapat goa-goa yang di huni beberapa binatang buas. Karena lebatnya pepohonan, cahaya matahari tak mampu menembus tanah di hutan lapis ke tiga itu, maka dari itu keadaan tanah berwarna hijau karena berlumut.
Auuuuuuuuuuuuuu!
Suara lolongan serigala terdengar dari salah satu gua tersebut.
"Wah, mengerikan sekali di sini, kira-kira apa siluman penghuni hutan lapis tiga ini?," gumam Pangeran Arya.
Grrrrrr!
Auuuuuuuuuuuuuu!
Suara lolongan serigala itu terdengar semakin dekat di telinga Pangeran, tiba-tiba dari gua muncul Manusia berbulu serigala, dan kepalanya berbentuk serigala, dia memakai mahkota, dan mahkota itu ada mestikanya lagi berwarna hijau. Sementara itu dari belakang di susul tiga siluman serigala lagi, ternyata hutan lapis ke tiga di huni oleh keluarga siluman serigala, wajahnya sangat mengerikan, dan di tangannya memiliki cakar yang tajam, serta tinggi badannya rata-rata mencapai tiga meter, benar-benar ukuran raksasa.
"Auuuuu!...Grrrrrr...! Jika tuan ingin selamat kembalilah ke asalmu, jangan teruskan ke hutan lapis empat,atau tuan akan menjadi santapan kami!," kata Siluman Serigala yang memakai mahkota.
"Tidak! aku harus sampai hutan lapis ke tujuh,aku ingin membunuh junjunganmu, Raja Buto ijo," kata Pangeran Arya.
"Serang!," kata siluman serigala yang memakai mahkota.
Dengan keadaan terdesak Pangeran meloncat dari kudanya dan mengeluarkan pedang dari tubuhnya, Pangeran langsung di keroyok oleh empat siluman serigala itu. Beberapa sabetan pedang mengenai tubuh Siluman itu, tapi siluman itu masih mampu untuk menyerang Pangeran Arya. Ketika itu dari belakang Siluman Serigala mencakar punggung pangeran. Dan sepertinya Pangeran Arya mengalami kesulitan menghadapi siluman serigala itu.
Sriiiit!
Cakar serigala itu mengenai punggung Pangeran Arya.
"Ah...!"erang Pangeran Arya.
"Ha...ha...ha...!Sudah aku katakan ,lebih baik tuan kembali, tidak ada yang selamat ke hutan ilusi ini," kata Raja serigala.
"Tidak...!hiyat...!,"Sambil melibaskan senjata.
Ketika itu pedang pangeran tepat mengenai badan salah satu serigala itu lalu tumbang.
Sriiit!
Grrrr!
auuuuuuu!
Suara pedang menusuk perut salah satu siluman Serigala itu. Melihat hal itu Serigala yang memiliki mahkota terlihat marah.
"Kau telah membunuh anakku, sekarang aku akan membunuhmu, serang!," kata serigala yang memiliki mahkota.
Huuuak!
Brok!
Tendangan dari siluman kaki serigala mengenai Pangeran, ia terpental menabrak pohon besar.
"Ah...! erang Pangeran Arya yang kesakitan menerima serangan itu.
"Ayah, sepertinya dia sudah mulai lemas, gigit lehernya dulu ayah supaya kehabisan darah, setelah itu kita santap daging manusia itu," kata salah satu siluman Serigala itu.
"Kalian pegang tangannya, akan kuhisap darahnya, ha...ha...ha....!," kata siluman srigala yang memakai mahkota.
"Tidak...!tolong....!," teriak Pangeran Arya yang sudah lemas.
"Ha...ha...ha...ha...!," tawa ke tiga siluman serigala itu.
Tangan dan kaki Pangeran di genggam oleh siluman serigala itu, sementara Ayah serigala akan menghisap darahnya, tetapi tiba-tiba ada sesuatu terjadi.
Sreeet!
Bught!
Ketika mulut serigala itu mau menghisap Pangeran, tiba-tiba selendang berwarna ungu melesat dan menampar pipi serigala itu. Selendang itu mengikat perut Serigala dan melemparkannya ke pohon, Ayah serigala itu terbanting dan kesakitan, sementara dua Serigala yang memegang tangan dan kaki pangeran mendapatkan serangan gada yang terbang ke arah mereka juga terpental dan terbanting seperti ayahnya. Pangeran juga tidak tahu siapa yang melakukan penyerangan itu, tapi syukurlah Pangeran selamat dari maut. Tapi tiba-tiba gada dan selendang ungu itu terbang ke arah sema-semak pohon.
"He...!Siapa yang berani menyerang kami....!"kata Ayah Serigala
"Ha...ha...ha...!,hap...!," tawa pendekar yang baru saja menolong Pangeran Arya
Door!
Ledakan terdengar ketika pendekar itu keluar dari semak-semak pohon, pendekar itu seperti sepasang suami istri, mereka berpakaian serba ungu, dari senjata dan baju mereka gunakan, sampai-sampai kalung dan aksesoris mereka juga berwarna ungu. Pendekar suami istri itu terlihat tangguh sekali, karena keduanya memiliki kekuatan terbang.
Yang laki-laki memakai baju seperti pendekar Jawa, dia mengenakan blangkon berwarna ungu, wajahnya berewok dan rambutnya panjang, sementara di pinggang itu ada selendang berwarna ungu yang di gunakan untuk menyerang musuh, walaupun selendang ungu itu hanya satu meter, tetapi ketika di gunakan untuk menyerang dan menarik lawan bisa memanjang seperti yang di inginkan, sementara di tangan kanannya ada Gada yang berbentuk duri. Laki-laki itu berumur paruh baya, tatapi karena dia sering berlatih badannya bagus untuk seorang pendekar.
Yang perempuan memakai rok sedengkul, tatapi tetap gesit untuk berperang, di kepalanya ada seikat tali berwarna ungu, gelang dan kalungnya juga berwarna ungu, seperti suaminya dia juga memiliki selendang ungu di pinggangnya, di tangan kanannya dia memegang senjata pedang. Dia berumur sama seperti suaminya, dan badan pendekar itu terlihat berisi dan kokoh untuk seorang pendekar perempuan. Walaupun perempuan kekuatannya hampir sama dengan suaminya, karena mereka berlatih bersama-sama.
"Siapa kalian, beraninya kalian menyerang kami, ini adalah daerah kekuasaan kami!," kata ayah siluman Serigala.
"Huh...!Siapa kami tidak penting, yang terpenting kami bisa membunuh kalian agar bisa bertemu dengan Raja Buto ijo itu!," kata pendekar Wanita yang berbaju ungu itu.
"Kurang ajar, langkahi mayat kami dulu! Auuuuu...! Grrrrr...serang....!," kata ayah serigala itu.
Huuuuak!
Brok!
Salah satu serigala itu melancarkan serangannya kepada wanita itu, dengan gesitnya wanita itu terbang hinggap di atas dahan pohon, sementara cakaran srigala itu mengenai pohon pisang dan pohonnya tumbang. Kemudian wanita itu mengeluarkan sutra ungu sambil terbang, kemudian menjerat serigala raksasa itu dan membantingnya ke tanah.
Sreeet!
Suara selendang ungu menjerat badan serigala.
Buuuok!
"Argh!...!Grrr....!" Erang serigala itu kesakitan
Serigala itu terbanting ke tanah dan terkapar, setelah lemas wanita itu terbang membawa pedang dan membunuh serigala itu dengan pedangnya.
Jlep!
"Argh!...!Grrr....!"Erang serigala itu kesakitan.
"Anakku...!Kalian sudah menghancurkan keluarga kami, kalian bertiga harus mati, serang mereka....!"kata ayah serigala itu.
Huaak!
Bruok!
Anak serigala melancarkan cakaran dan tendangan dan di arahkan untuk menyerang ke dua pendekar sutra ungu itu, pendekar wanita itu memilih terbang untuk menghindari serangan tersebut, tetapi suaminya menangkis dengan gadanya.
Hiyaaaah!
Buok!
Tendangan laki-laki itu mengenai dada anak siluman serigala, kemudian memukul tulang belakangnya dengan gada.
Bruok!
Sekali pukulan Gada itu berhasil meremukkan badan anak serigala itu, ketika hampir jatuh selendang di arahkan laki-laki itu untuk menyerangnya.
Sreet!
Selendang itu melesat mengenai tubuh anak serigala itu, kemudian terbanting ke berbatuan gua, anak serigala itu terkapar dan mati.
"Tidak!," kata ayah serigala sambil melakukan penyerangan.
Grrr!
Huak!
Tendangan dan cakaran di luncurkan ke laki-laki itu, dengan sigap pendekar laki-laki itu terbang ke dahan pohon, sementara untuk menolong suaminya, dari arab belakang istrinya meluncurkan sutra ungu dan mengenai punggung ayah serigala itu.
"Ah...!kalian sudah membuatku marah! Grrr...," kata ayah serigala karena kesakitan terkena selendang sakti itu
"Hati-hati kanda sepertinya ayah serigala itu mengamuk," kata pendekar wanita itu
"Iya dinda, hati-hati, lebih baik kita serang bersama-sama, karena ayah serigala itu lebih kuat dari yang lain," kata pendekar laki-laki itu
Pertempuran sengit sekali, ayah serigala di serang oleh pendekar sutra ungu ,mereka menyerang sambil bergandengan tangan, tangan kiri mereka bergandengan dan tangan kanan membawa padang dan gada. Melihat jurus pendekar suami istri itu Pangeran Arya sangat kagum, andai saja suatu saat pangeran bisa belajar ilmu dengan mereka. Tiba-tiba ayah serigala itu mengeluarkan senjata bumerang dari tangannya, setiap bumerang itu di lemparkan ke musuh, selalu mengeluarkan api, tetapi pendekar suami istri itu menangkisnya dengan senjata mereka.
"Kanda ayo kita akhiri pertempuran ini, ketika dia melempar bumerang, arahkan bumerang itu dengan gadamu agar senjata mengenai tuannya," kata pendekar wanita itu.
"Iya dinda, ketika dia terkapar, penggal kepalanya dengan pedangmu," kata suaminya.
"Iya kanda," kata pendekar wanita itu.
Bumerang di arahkan ke Pendekar laki-laki itu, kemudian bumerang di tangkis dengan gada dan kembali mengenai tubuh ayah serigala itu, seketika tubuhnya jatuh tengkurap ke tanah, melihat kesempatan itu pendekar wanita itu mengarahkan pedangnya ke leher dan memenggalnya, sambil tangannya bergandengan dengan suaminya. Akhirnya semua siluman serigala itu tewas.
Hiyat!
Sreek!
"Ah...!"erang serigala yang kesakitan.
Dari kepala yang telah terpenggal, mahkota yang ada mestika itu terbang dan bercahaya hijau, kemudian pendekar sutera ungu menangkapnya lalu membungkus dengan daun.
"Sebaiknya engkau simpan saja mestika ini kanda, masukkan dalam tasmu, mestika ini berguna untuk menghadapi siluman berikutnya yang ada di lapis berikutnya," kata pendekar wanita itu.
Bersambung.