Sepulangnya Restu, Bara kembali berpikiran tentang semua yang terjadi itu. Reunian di Bali? Mengapa Anna tidak memberitahu nya sama sekali tentang ini?
Bukankah tadi Restu mengatakan kalau Anna akan datang, jadi intinya selama ini mereka berdua sering berkomunikasi, tapi kenapa dirinya ini tidak tahu?
Apakah ini tanda nya kalau Anna ada main di belakang nya dengan Restu? Iyakah seperti itu?
Bara terdiam, ia coba untuk kembali mengingat tentang semuanya yang telah berlalu itu. Ia masih ingat dengan jelas kalau Restu itu pernah menyimpan rasa kepada Anna.
Rahangnya mengeras saat mengingat Semuanya itu, ia meremas bantal sofa dengan begitu kuat sekali untuk mencurahkan kemarahannya itu.
"Bajingan!" Rutuk Bara.
"Jadi, perasaan antara Mereka itu belum juga selesai sampai sekarang? Tak bisa untuk dibiarkan jika seperti ini." Lanjut Bara, ia bangkit dari posisi nya itu Dan kemudian menatap ke sekeliling.
Sebelum benar-benar meninggalkan ruangannya itu, ia mencoba untuk mengendalikan dirinya sendiri terlebih dahulu agar terlihat seperti biasanya di mata karyawannya.
Tapi, baru saja ia ingin melangkah untuk meninggalkan ruangannya itu, tiba-tiba saja suara ketukan pintu dari luar membuat ia mengurungkan niatnya.
"Siapa?" Tanya Bara.
"Saya Tuan,"
Bara menghela nafasnya, kembali ia berjalan ke arah meja dan kemudian mengambil kacamata anti radiasinya yang tadi sempat ia lepas.
Ia duduk di depan laptopnya sambil mengambil acak berkas yang bertumpuk-tumpuk di atas meja nya.
"Masuk." Ucap Bara.
Ia membuka map berwarna kuning itu yang entah apa isinya. Disaat seperti ini ia tak bisa untuk berpikir dengan jernih.
Terdengar suara pintu yang terbuka dari luar dan menampakkan sosok berbadan tinggi tegap yang tak lain dan tak bukan adalah Andre, asisten pribadinya itu.
"Katakan." Ucap Bara tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang ada di tangan nya itu seolah ia benar-benar sedang serius dalam memeriksa semuanya itu.
"Tuan, ada undangan reunian yang harus anda datangi satu Minggu lagi di Bali. Katanya ini adalah reunian sekolah, Karena tak ingin mengganggu waktu Anda, jadi hal ini dimasukkan ke dalam jadwal anda. Apakah anda ingin pergi? Jika iya, saya akan mengatur Semuanya kembali." Ucap Andre yang menjelaskan Semuanya itu. Tadinya ia dan juga Restu sempat berbicara di bawah sebentar.
Membahas masalah reunian ini membuat kepala Bara Seakan ingin meledak jadinya.
"Skip dulu, aku harus memikirkan semuanya lebih dulu sebelum menyetujuinya. Ada beberapa hal yang harus aku urus jadi aku belum bisa untuk memastikannya sekarang tapi akan aku kabari lagi nanti." Ucap Bara, ia harus bertemu lebih dulu dengan Anna dan mengatakan semuanya ini.
"Baik tuan, tapi beberapa menit yang lalu Tian Arya Wiguna menelpon saya untuk mengosongkan jadwal anda satu Minggu lagi. Dan jika saya lihat, harinya sangat pas dengan acara reunian anda dengan itu."
Mata Bara terbelalak saat mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Andre itu, "Maksudnya?" Tanya Bara.
"Iya, tuan mengatakan bahwa Kalian akan liburan ke Bali seperti biasanya jadi, untuk tiga hari kedepan anda akan dikosongkan jadwalnya. Jika saya boleh kasi saran maka sebaiknya anda ikut saja reunian ini karena anda juga tidak memiliki jadwal apa-apa dan Juga pada saat itu kalian lagi liburan, jadi tidak ada salahnya kan?
Bara terdiam, benar juga apa yang dikatakan oleh Andre ini. Jika ia menerima ini maka ia tak perlu memiliki banyak alasan untuk pergi ke Bali. Toh nanti saat di Bali seperti biasanya, mamanya itu akan selalu nempel dengan Kara. Jadi ia bisa meninggalkan Kara dah pergi ke reunian.
Bara Mengangguk kan kepalanya, "Baiklah jika seperti itu, lakukan apa yang terbaik Ndre, aku rasa aku tidak perlu menjawab dengan panjang untuk ini." Ucap Bara yang langsung di anggukan oleh Andre.
Laki-laki itu tersenyum, memang tak akan ada yang susah jika pintar dalam membujuk Bara ini.
Untungnya ada Restu yang menawarkan dirinya untuk bisa mempermudah membuat Andre menyakinkan Bara.
"Baiklah jika seperti itu, maka saya akan kosongkan jadwal anda untuk satu Minggu yang akan datang nantinya." Ucap Andre yang hanya di anggukkan saja oleh Bara.
Ia berpura-pura fokus dengan memeriksa hasil laporan yang ada di tangannya itu.
"Kalau gitu, saya pamit dulu ya tuan. Sebelum saya pergi, apakah ada hal yang anda inginkan tuan?" Tanya Andre.
"Tolong siapkan saja aku mobil."
"Untuk apa tuan? Bukankah Anda ada banyak pekerjaan hari ini?"
"Aku ingin pergi sebentar Ndre," ucap Bara.
"Kemana? Apakah saya perlu ikut tuan?"
"Siapkan saja aku mobilnya, dan aku ingin pergi sendiri." Ucap Bara.
Andre terdiam sejenak, otak nya terus saja berpikir tentang Bara yang entah mau Kemana itu. Biasanya Bara akan mengajak dirinya untuk ikut bersama tapi kenapa akhir-akhir ini Bara selalu saja pergi sendiri dan bolos di jam kerja.
Tapi tak ingin terlalu pusing memikirkan semuanya itu, Andre Mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.
Tapi baru beberapa langkah kaki Andre melangkah untuk keluar dari ruangan tersebut, tiba-tiba saja Bara menghentikan langkahnya.
"Dan tolong, jika nona muda menanyakan tentang saya, bilang saja saya lagi kerja di luar atau apalah gitu. Jangan sampai ia tahu kalau saya ini Pergi dan bolos di jam kerja seperti ini." Ucap Bara.
Andre membalikkan tubuhnya untuk menatap ke arah Bara, entah kenapa hatinya merasa ada hal besar yang sedang disembunyikan oleh Bara itu.
"Baik tuan." Ucap Andre, ia tersenyum dan kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan kerja Bara itu dengan pikiran nya yang terus saja memikirkan hal besar apa yang sedang disembunyikan oleh Bara ini.
Semebtara Bara ia langsung mengemasi meja kerjanya, dan menutup laptop nya itu.
Ia mengambil ponselnya dan kemudian langsung mengirimkan pesan pada Anna kalau ia akan datang sebentar lagi.
From: Anna
Aku akan tiba kurang lebih tiga puluh menit lagi.
Begitulah isi pesan yang di kirim oleh Bara untuk Anna.
Ia harus tahu semuanya yang terjadi ini, ia tak bisa hanya diam saja. Anna itu adalah miliknya, tak akan ia izinkan siapapun mengambilnya Anna dari dirinya meskipun itu Restu, sahabatnya sekalipun.
Setelah mengirim pesan tersebut, Bara langsung berdiri dan kemudian berjalan untuk segeralah keluar dari ruangan tersebut.
Saat melewati meja Dona yang ada di depan ruangan nya itu, ia melangkah mendekati Dona.
"Dona, saya akan pergi sebentar ya."
"Baik tuan."
"Jika nona muda ada bertanya tentang saya Tolong katakan saja kalau saya ada pekerjaan di luar." Ucap Bara yang langsung di anggukkan oleh Dona.
Setelah itu ia langsung melangkah pergi meninggalkan Dona yang tampan sangat penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Bara