Bara duduk di kursi kebanggaan nya itu. Sejak tadi pekerjaan yang menumpuk itu dibiarkan saja oleh Bara. Ia terus saja memikirkan tentang liburan tadi. Kara mengatakan kepada nya Tentang mamanya yang sangat ingin mereka pergi liburan di Bali.
Entahlah, dari banyaknya tempat yang ada di Indonesia kenapa mamanya harus memilih Bali sebagai tempat liburan Mereka.
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu yang berasal dari luar itu membuat bara tersadar dari lamunannya yang panjang.
Ia merapikan baju nya yang sedikit berantakan itu serta dasi yang agak miring. Bara memakai kaca mata anti radiasinya dan mulai menghidupkan laptopnya itu. Ia mengambil satu buah map berwarna biru untuk ia lihat laporan yang diberikan oleh para karyawan nya itu. Meskipun ada sedikit rasa malas tapi ia harus tetap melakukan nya, imagenya di hadapan para karyawannya itu harus tetap profesional.
"Masuk." Jawab Bara, ia tampak sibuk dengan pekerjaannya itu.
Sosok laki-laki masuk sesuai perintah yang diberikan oleh Bara tadi. Tak lupa, ia menutup kembali pintu.
"Boleh saya duduk tuan?" Tanya laki-laki itu yang langsung membuat Bara menoleh ke arah laki-laki yang tadi baru masuk itu.
Matanya terbelalak saat melihat laki-laki yang lama menghilang itu.
Bara menanggal kembali kaca mata anti radiasinya yang baru saja ia kenakan itu, "Restu." Gumam Bara, ia berdiri dari duduknya.
Laki-laki berwajah tampan dengan lubang pipi di sebelah kanan itu tersenyum.
"Aku pikir aku akan dilupakan karena sudah terlalu lama menghilang nya." Ucap Laki-laki yang bernama Restu itu.
Bara berjalan untuk mendekati sosok Restu yang ada di hadapan itu.
"Restu, ini Beneran kamu kan?" Tanya Bara lagi, ia masih belum bisa untuk percaya apa yang matanya lihat itu.
Restu memutar matanya dengan sangat malas, entah kenapa ia benci dengan adegan saat ini. Kenapa Bara harus begitu alay seperti ini sih? Mereka ini laki-laki loh, kalau wanita ya wajar-wajar aja sih memang karakter mereka dibentuk seperti itu, tapi ini? Hancur sudah harga diri seorang laki-laki.
"Iya ini aku Restu Putra Kusuma." Ucap Restu, sengaja ia menyebutkan nama panjangnya agar Bara tak lagi bertanya tentang nama panjangnya.
Ah, apakah Bara ini hobi nonton sinetron kali ya?
Bara menarik Restu dan kemudian mereka berdua saling berpelukan.
"Astaga Bro, apa kabarnya sih? Lama tidak Bertemu, kamu makin-makin aja ya sekarang." Ucap Bara.
Restu tersenyum meskipun senyumannya itu tak bisa dilihat oleh Bara.
"Maklum deh, lagi mempersiapkan masa depan Bro." Jawab Restu.
Mereka berdua saling melepaskan pelukan satu sama lainnya.
"CK! Bahasa kamu Sok mempersiapkan masa depan. Eh tapi ngomong-ngomong yang di Bali itu Benaran resort bagus itu milik kamu ya Res? Soalnya aku takut salah orang karena nama restu Putra Kusuma kan bukan kamu doang, mana tahu aja punya orang lain. Mana nggak pernah mampir lagi di tv, sok misterius." Ucap Bara panjang lebar.
Beberapa bulan yang lalu menang ada pembahasan tentang resort bagus yang ada di Bali, dan katanya itu milik Restu Putra Kusuma, Bara tak ingin terlalu cepat menebak bahwa Restu itu adalah sama dengan restu yang ia kenal.
"Iya, itu milik aku." Jawab Restu yang langsung membuat Bara Terbelalak.
Bara menutup mulutnya dengan tangan saat mendengar itu, tak ia sangka bahwa Sahabatnya semasa sekolah yang hobinya cuma bolos setiap hari bisa berhasil dengan jerih payahnya sendiri. Sedangkan dirinya sama sekali belum bisa menjadi seperti Restu itu. Perusahaan nya saja dia selamat kan oleh Kara. Bisa dikatakan bahwa ia adalah orang yang hanya tinggal melanjutkan semuanya.
"Tapi Bar, aku nggak diizinkan duduk nih? Pegal loh dari tadi cuma berdiri aja kayak gini." Lanjut Restu.
Bara terkekeh dan kemudian menyuruh Restu untuk duduk di sofa panjang yang ada di Ruangan nya. Sebelum ikut bergabung dengan Restu ia menyuruh Dona untuk membawakan teh untuk mereka berdua.
"Wah, kamu hebat sekarang ya Res," ucap Bara sambil menepuk-nepuk lengan tangan Restu.
Restu hanya tersenyum, "Jangan terlalu merendahkan diri seperti itu pada aku yang baru mau masuk dunia bisnis Bar, kamu lah yang lebih hebat daripada aku. Perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan ini bisa menjadi perusahaan yang Kembali pada kekayaan nya dalam tiga bulan, ini benar-benar satu hal yang sangat menarik semua kalangan pebisnis. Apakah kamu tahu bahwa kabar berita tentang perusahaan kamu ini masih menjadi perbincangan hangat meskipun sudah tiga tahun berlalu." Ucap Restu, ia benar-benar sangat kagum dengan keberhasilan Bara itu.
Dulu ia belum cukup pantas untuk hadir dan memberikan selamat secara langsung kepada Bara, makanya itu ia memantaskan dirinya terlebih dahulu sebelum memberanikan diri untuk bertemu secara langsung seperti ini.
"Ah, nggak seperti itu sebenarnya. Ini hanya tentang sebuah keberuntungan saja yang masih berpihak padaku Res."
Benar tentang berita yang beredar bagaimana Bara ini tetap saja seperti dulu meskipun ia termasuk orang sukses saat ini.
Sebenarnya ini bukanlah hal yang patut untuk dipuji, karena sejak dulu memang Bara ini adalah orang yang paling anti dengan kekalahan.
Restu menatap ke sekeliling ruangan Bara itu yang begitu besar dan juga rapi.
"Oh iya, tujuan aku kesini ingin memberikan kamu ini." Ucap Restu, ia mengeluarkan Sebuah undangan berwarna merah kepada Bara.
Bara mengambil undangan itu dengan penuh tanda tanya, "Apa ini? Kamu akan menikah?" Tanya Bara.
Mendengar itu Restu terkekeh geli sendiri, "Pengennya sih gitu tapi calon nya yang belum ada Bar." Jawab Restu di seka kekehan nya itu.
Bara menaikkan alisnya, "Maksudnya?"
"Iya, aku belum punya calon untuk naik ke pelaminan jadi untuk sementara aku ngudang untuk acara Reunian saja dulu. Kamu semua nya sepakat untuk mengadakan Reunian sekolah di Bali dan tepatnya di resort milikku. Karena kamu tidak termasuk dalam grup jadi aku sendiri yang datang untuk memberikan undangan ini." Ucap Restu.
Bara semakin bingung jadinya, "Reunian?" Ulang Bara lagi.
Restu tersenyum dan kemudian menganggukan kepalanya, "Iya reunian sekolah, Dan ada Anna juga nanti." Jawab Restu.
Bara langsung terbelalak saat mendengar nama Anna disebutkan. Mereka memang dulunya adalah teman sekolah. Tentang hubungan yang dimiliki mereka berdua itu bukanlah hal yang pribadi lagi, semua orang tahu bagaimana mereka berdua yang saling mencintai satu sama lainnya itu. Bahkan mereka berdua terkenal sebagai pasangan paling romantis.
Tapi ini, bagaimana bisa Anna ikut ke acara reunian sementara dirinya sama sekali tidak tahu itu.
Ia harus menemui Anna setelah ini untuk menanyakan semuanya ini dengan jelas.