"Kamu kenapa?" Tanya suaminya itu ketika melihat istrinya masuk sambil menangis.
Istrinya menggelengkan kepala sambil menghapus air matanya itu.
"Apakah sebaiknya kita katakan saja pada Kara yang sebenarnya? Mama tidak tahan lagi untuk tetap diam dan melihat Kara seperti itu."
Suaminya itu berjalan mendekati istrinya yang duduk di sisi ranjang.
"Ada apa? Mengapa tiba-tiba membahas ini? Bukankah kita sudah sepakat kemarin untuk membiarkan Kata sendiri yang tahu?"
"Iya sih, tapi rasanya mama sudah tak sanggup lagi Pa. Kasihan Kara jika terus menerus seperti ini."
"Kita juga tak bisa untuk melakukan apapun Ma, apa mama pikir jika kita mengatakan semuanya pada Kara sekarang keadaan akan baik-baik saja? Apakah Kara akan merasa berterima kasih kepada kita hm? Tidak kan?"