Sebuah senyum menyambut kedatangan Bara saat laki-laki itu tiba di depan pintu apartemen. Anna langsung menyambutnya dengan begitu buas nya.
Pintu apartemen kembali tertutup tapi tidak terkunci. Anna membawa Bara untuk masuk ke dalam kamarnya. Bara tak melawan ia mengikuti apa yang ingin Anna lakukan padanya.
Ia juga sudah sangat merindukan Anna dan sentuhan wanita yang sudah mengisi hari-hari nya ini.
Anna membaringkan tubuh Bara di atas kasur, tapi sebelum itu ia melepaskan jas yang dikenakan oleh Bara terlebih dahulu.
Kini, laki-laki itu sudah terbaring sambil menatap Anna yang begitu kelaparan melihatnya seolah ini pertanda bahwa sore ini ia akan kembali di puaskan oleh Anna.
Tangan Anna sudah mulai menjalari tubuh Bara dengan begitu pelan, menyusuri berbagi tempat yang bisa ia jamah. Saat tangannya mau membuka kancing kemeja Bara tiba-tiba ia melihat Sebuah kotak kecil yang hampir keluar dari saku celana Bara.
Ia menghentikan gerakan tangannya itu dan hal itu sontak membuat Bara yang sedang menunggu Anna melakukan hal yang sering mereka lakukan itu pun menaikkan alisnya.
Ditatapnya wajah Anna yang terdiam itu, "Anna." Panggil Bara.
Anna berdiri dan melangkah kan kakinya untuk keluar dari kamar. Hilang sudah seleranya untuk melakukan hal itu dengan Bara.
Bara mengikuti langkah kaki Anna yang tiba-tiba saja meninggalkan dirinya di dalam kamar.
"Ada apa Anna?" Tanya Bara lagi saat sudah berada disamping Anna.
Kini mereka berdua duduk di ruangan tamu, Anna menatap kosong ke arah tv yang tidak menyala itu.
Bara bingung, ia tak tahu apa yang membuat Anna seperti ini. Dengan Sangat hati-hati ia menarik tubuh Anna untuk mendekat ke arahnya. Tak ada penolakan apapun yang dilakukan oleh Anna. Ia menyandarkan kepalanya itu di dada bidang milik Bara.
"Apa yang mengusik pikiran mu hm?" Tanya Bara, tangannya melingkar di pinggang ramping miliki Anna dari belakang.
Anna masih diam tanpa mengatakan apapun kepada Bara. Bara pun tak juga memaksakan Anna. Ia setia menunggu Anna untuk berbicara padanya.
Benar saja, Beberapa menit berlalu Anna melepaskan lingkaran tangan Bara pada pinggangnya itu.
Anna menatap lekat mata hitam pekat milik Bara yang selalu Saja menyajikan cinta untuk Dirinya.
"Mas, apakah kamu mencintaiku?" Tanya Anna.
Bara menaikkan alisnya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Anna padanya.
"Apa maksudnya ini Anna? Kenapa tiba-tiba saja kamu bertanya seperti ini? Bukankah kamu tahu bahwa mas mencintaimu lebih dari apapun?"
Anna menganggukkan kepalanya, "Jika seperti itu, kenapa Sampai detik ini aku masih menjadi selingkuhanmu mas? Kapan aku akan menjadi nona muda yang akan mendampingi kamu? Aku ingin posisi itu mas, aku ingin posisi yang dimiliki kara saat ini." Ucap Anna mengeluarkan semua uneg-uneg nya yang sudah lama ia tahan itu.
Cukup sudah rasanya ia menjadi selingkuhan, ia juga ingin menunjukkan diri di depan publik agar semua orang tahu bahwa tuan muda pengusaha terkenal Bara Arya Kusuma itu adalah miliknya.
"Anna, Semuanya itu tidak sesimpel apa yang kamu pikirkan. Akan banyak hal yang akan terjadi jika Semuanya ini tak dipikirkan matang-matang. Kamu tahu kan bahwa aku ini adalah sorotan publik. Banyak sekali musuhku yang ingin menjatuhkan aku di belakang. Jadi dalam hal ini kita harus bermain cantik Sayang. Sudah mas katakan untuk sabar, mas akan mikirin cara nya agar kamu aman dan mas juga aman."
"Tapi kapan mas? Sejak dulu kamu terus saja mengatakan hal seperti itu tapi tak sama sekali aku melihat pergerakan dari langkah kamu itu. Aku wanita mas dan aku butuh kepastian. Aku takut, takut Setelah apa yang kita lalui selama satu tahun ini hanya sia-sia. Aku akan tetap menjadi seseorang yang tak pernah terlihat Dan jamu akan meninggal kan ku. Aku tak mau sampai hal itu terjadi mas." Ucap Anna meluapkan segala ketakutannya itu.
Bara menarik Anna kedalam pelukannya dan Anna sama sekali tak melakukan perlawanan. Air Matanya sudah jatuh Membasahi wajahnya.
Bara sama sekali tak mengerti sebanarnya apa yang membuat Anna menjadi seperti ini, padahal tadi Mereka akan melakukan hal yang membuat Bara selalu merindukan Anna itu.
"Dengar ya Sayang, aku tidak akan meninggalkan kamu. Itu janji aku."
"Bagaimana aku bisa percaya dengan apa yang kamu katakan itu hm? Kamu hanya berjanji Dan terus saja berjanji selama ini mas, aku butuh kepastian."
Bara diam, ia juga tak tahu bagaimana meyakinkan Anna ini. Hubungan nya dengan Kata juga baik-baik saja, tidak mungkin ia akan menceraikan Kara secara tiba-tiba seperti ini bukan? Nanti apa yang akan dipikirkan oleh Kara. Lalu bagaimana dengan perusahaan mereka? Bagaimana dengan ayah dan Ibunya serta keluarga besar jika mengetahuinya ia Dan Kara bercerai demi Anna.
Pastinya semua orang tak akan pernah menyukai Anna dan memberikan dirinya ini restu untuk bersama.
Entahlah, permasalahan seperti ini masih saja menghantui Dirinya selama ini, belum ada jalan keluar yang pasti yang harus ia ambil.
"Beri mas waktu ya Sayang." Jawab Bara setelah cukup lama terdiam.
Mendengar itu membuat Anna menarik dirinya dari pelukan Bara, hal itu sontak membuat Bara menaikkan alisnya.
Anna memasukkan tangannya ke dalam saku celana Bara dan mengeluarkan satu buah kotak berwarna merah. Itu adalah perhiasan yang diberikan oleh Bara untuk dirinya.
"Enam hari lagi ulang tahun Kara, apakah kamu harus memberikan kado seperti ini hm? Tidakkah hal ini merupakan hal yang sangat berlebihan mas? Apakah kamu tidak memikirkan perasaan aku?" Ucap Anna.
Bara mengambil kotak kecil yang ada di tangan Anna itu. Ah, jika bukan Anna yang mengingatkan Dirinya tentang ulang tahun Kara mungkin ia sama sekali tak akan ingat. Daya ingat Anna ini patut untuk di kasih jempol.
Ia membuka kotak kecil yang berisi perhiasan tersebut di depan wajah Anna.
"Ini, untuk kamu sayang. Kan tadi aku udah bilang kalau aku ada sesuatu untuk kamu." Ucap Bara sambil mengembangkan senyumnya ke arah Anna.
Sontak saja hal itu langsung membuat Anna Terbelalak, Ternyata sejak tadi ia sudah salah paham pada Bara. Harusnya ia bertanya dulu kepada Bara tadi saat melihat ini di kamar.
"Beneran ini untuk aku?" Tanya Anna yang langsung di anggukkan oleh Bara.
"Iya sayang, ini aku belikan spesial banget hanya untuk kamu."
Anna mengambil perhiasan tersebut dan kemudian memeluk Bara dengan sangat erat sekali.
"Terimakasih Sayang." Ucap Anna.
"Iya sama-sama, kamu senang kan?"
Anna Menganggukkan kepalanya dalam pelukan Bara.
"Sangat mas, terimakasih banyak ya. Aku mencintai mas."
"Aku juga mencintai Anna."