Chereads / K3BIH / Chapter 12 - Bab XII

Chapter 12 - Bab XII

"Ini apaan sih Cy, banyak benar" Ucap Keyta sambil menjajari langkah Icya

"Berkas" Jawab Icya pendek

"Yee berkas apa" Sungut Keyta

"Entahlah ntar tanya pak Kunsoro aja" Ucap Icya yang enggan menjelaskan

Keyta menarik nafas sambil terus berjalan di samping Icya, tadi saat hendak ke ruang OSIS Keyta melihat Icya di lorong penghubung ruang kelas dan ruang staff. Sepertinya gadis itu sedang terburu-buru walau kelimpungan membawa berkas, ketika Keyta menyapa dengan segera Icya membagi berkas yang ia bawa dengan Keyta. Mereka menuju ruang UKS setelah meletakkan berkas di atas meja Icya terlihat sibuk dengan itu, Keyta yang kebingungan memilih mengamati saja. Tatapan Keyta tertuju pada salah satu berkas yang terbuka, ia mengenyitkan kening keheranan saat membaca tulisan yang ada di sana.

"Terapis HIV dan AIDS" Gumam Keyta sambil beralih pada Icya yang sedang sibuk "Kamu lagi apa sih Cy" Keyta tidak dapat menahan penasarannya

"Gak papa, thanks ya" Jawab Icya bungkam, namun Keyta masih belum puas lelaki itu melihat obat yang kini sedang diamati dan dicatat komposisinya, kebetulan ruang UKS dekat dengan laboratorium.

"Kalian disini" Bu Renda salah satu guru kejuruan kimia menyapa keduanya "Oh iya Cy itu kandungan INSTIs" Bu Renda menunjuk sebuah map Icya segera membuka map tersebut.

Keyta cukup familiar dengan obat-obat yang tertulis di sebuah kertas di depannya, lelaki itu kebingungan dengan apa yang terjadi. Namun baik Icya maupun Bu Renda bungkam dengan pertanyaan Keyta, mereka seakan-akan menutupi hal yang tidak boleh di ketahui banyak orang.

"Lo udah selesai Key" Tanya Icya membuyarkan lamunan Keyta

"Udah beres kok, hanya tinggal menunggu jadwal dari masing-masing klub" Jawab Keyta, kegiatannya cukup menguras waktu dan pikirannya. Icya tersenyum dan segera kembali dengan kegiatannya, Bu Renda berada di ruang laboratorium.

Beberapa saat kemudian Icya telah usai dengan kegiatannya, ia ingin segera beranjak pergi namun gadis itu enggan untuk segera pulang. Hari ini kak Yuji tidak dapat menjemputnya, ia sangat paham dengan kesibukan Kakak keduanya itu sebagai mahasiswa akhir semester lelaki itu disibukkan dengan kegiatan kampus dan skripsi yang belum usai. Walau sejak kejadian lalu, kakaknya itu merasa bersalah dan berjanji untuk menjaganya namun Icya tidak bisa egois. Sehingga ia berjanji untuk lebih berhati-hati.

Pagi tadi Icya sempat berbicara dengan Radin, kebetulan saat shalat Dhuha kakak kekasnya itu juga berada disana. Awalnya Icya tidak mengetahui keberadaan Radin, namun sepertinya lelaki itu lebih dulu menyadari Icya. Dalam sekat yang memisah antar laki-laki dan perempuan Radin meminta maaf padanya. Icya kecewa menyadari kepengecutan Radin, dari perbincangan keduanya entah mengapa Icya merasa pemikiran Radin terlalu dangkal. Icya kecewa, karean itulah saat Keyta menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dengan segera gadis itu mengiyakan.

"Em bisa antar aku ketempat lain gak Key" Pinta gadis itu, Keyta menoleh walau tidak jelas namun dari suara Icya, Keyta paham bila gadis itu butuh menenangkan diri.

Tanpa banyak bicara lagi Keyta yang selalu membawa dua helm segera menjalankan motornya melintasi keramaian kota, sepanjang perjalanan keduanya tidak banyak bicara. Terlena dalam pikiran masing-masing, Keyta masih penasaran dengan rangkaian obat yang diteliti oleh Icya termasuk darimana gadis itu mendapatkannya. Terlebih ia yakin obat-obat itu tidak mudah ditemukan secara umum.

Keyta membawa Icya ke danau buatan yang pernah mereka datangi kapan lalu, walau masih senja namun pemandangan yang disuguhkan tidak kalah indah. Icya berdiri di pinggiran danau namun tatapannya tenggelam jauh entah kemana, Keyta sedikit menjauh membiarkan Icya hanyut dalam pikirannya. Keyta menyapu seluruh daerah sekitar dengan tatapannya, cukup banyak pengunjung yang sedang asik bercanda dan menikmati waktu senja.

Semilir angin sore berhembus cukup kencang, Icya berusaha menahan hijabnya agar tidak terbuka. Gerakan gadis itu terhenti seiring sebuah bros yang menjadi penghias hijabnya jatuh, perlahan Bros perak berbentuk bunga mawar itu tenggelam hingga tertelan kegelapan danau. Icya berjongkok berusaha meraih Bros bemberian Radin, namun dengan ceketan Keyta menahan tubuh Icya yang hendak jatuh kedanau. Keduanya terjerembab di rerumputan, menjadi tontonan para warga yang kebetulan lewat.

"Apakah kalian terluka" Ucap seorang wanita, Keyta segera melepas pelukannya pada Icya dan segera menjauh

"Tidak apa-apa Bu" Jawab Keyta

"Hati-hati jangan sampai jatuh, danau itu sudah sangat dalam" Pesan seorang

"Iya pak terimakasih, mohon maaf ya sudah menjadi penyebab keributan" Ucap Keyta yang segera membantu Icya bangun, gadis itu masih enggan bersuara

"Apa ada barang yang jatuh" Tanya sebuah suara lagi, Keyta menoleh pada Icya yang masih terdiam.

"Iya pak" Jawab Keyta asal

"Sudah ikhlasin aja ya, mungkin sudah tersapu pusaran air disana kapan lalu juga ada seorang pengunjung yang kehilangan handphone, namun setelah di cari tidak ketemu juga" Jelas seoeang bapak yang di iyakan oleh pengunjung lain

"Begitu ya pak, terimakasih ya Pak Bu kami permisi" Ucap Keyta sopan sambil menuntun Icya menjauh dari danau

"Apa yang jatuh Cy" Tanya Keyta saat keduanya duduk di bangku taman

"Bros pemberian kak Radin" Jawab Icya singkat

"Haduh maaf ya Cy kamu jadi gak bisa memakainya lagi"

"Kenapa kamu minta maaf, itu salahku sendiri kok yang teledor" Icya menyandarkan tubuhnya dibangku

"Iya juga sih, tapi kalo gak ku ajak kesini mungkin bros kamu gak bakal hilang"

"Mungkin sudah waktunya pergikan Key, kenapa harus disesali" Icya menoleh memandang Keyta dengan senyum "Yuk balik, udah mau malam nih gak enak ah pinjam anak orang kelamaan" Lanjutnya Keyta tersenyum, saat mereka melangkah tiba-tiba angin sore berhembus lagi dan lagi. Membuat hijab Icya yang tanpa Bros terbuka cukup lebar, Keyta yang tidak sengaja hanya bisa menelan ludahnya saat melihat bagian leher Icya terbuka. Walau dengan cepat Icya menutupnya kembali namun bayangan itu sudah terlanjur melekat diingatan Keyta.

Icya mengikat kedua ujung hijab segiempatnya ke belakang, namun itu justru semakin memperlihatkan bentuk dada gadis itu. Keyta berusaha membuang jauh pandangannya akhirnya Icya mengikat kedua ujungnya kebawah hingga kini lebih baik. Saat melewati perkampungan padat penduduk Keyta menghentikan sepeda motornya dan membiarkan Icya menunggu, lelaki itu berjalan menyapa seorang wanita sepuh yang sedang mengangkat jemuran.

"Permisi Bu, boleh saya minta ini satu" Pinta Keyta sopan sambil mengacungkan jepit jemuran.

"Oh boleh-boleh ini masih banyak" Ucap wanita itu

"Terimakasih Bu" Keyta undur diri

Keyta melepas ikatan hijab Icya dan menyilangkan salah satu ujungnya dan ia jepit dengan jepit jemuran tadi. Icya kebingungan melihat tingkah Keyta, gadis itu tertawa sambil melihat jepit jemuran yang terpasang di hijabnya.

"Dasar anak muda" Ucap pemilik jepit jemuran itu sambil tertawa kecil

"Untuk sementara kamu pake ini dulu ya, maaf gak bisa beliin yang bagus sepanjang jalan aku gak nemu penjualnya" Ucap Keyta, Icya masih tidak sanggup menahan tawa dan tawanya itu membuat Keyta lega.

"Thanks" Ucap Icya tulus

Beberapa saat kemudian mereka sudah berada diatas kuda besi milik Keyta, meliuk-liuk menerjang kemancetan kota dengan background senja. Icya selalu menyukai senja, selain hujan hal yang tidak bisa ia lewatakn adalah senja. Dan kini ia menikmati waktu itu dengan seseorang yang tak pernah ia duga sebelumnya, Icya melepas jepit baju pemberian Keyta ia memegangnya erat seolah itu sesuatu yang berharga baginya.

Semilir angin senja menampar kasar wajahnya namun Ucya menikmati, rasa hangat yang diciptakan oleh senja menambah sensasi yang menarik baginya. Keyta mencuri pandang lewat kaca spion, melihat senyum Icya lelaki itu sangat lega. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia ungkapkan namun tertahan di ujung lidah.

"Key berhenti" Pinta Icya tiba-tiba saat mereka terjebak kemacetan

"Ada apa Cy" Tanya Keyta bingung

"Itu kak Zukha" Icya menunjuk seorang wanita yang berjalan di seberang jalan lalu berbelok disebuah gang

"Aku kesana dulu ya" Putus Icya yang segera melepaskan helmnya, Keyta belum sempat berucap saat Icya sudah menyeberang. Keyta terpaksa menepi mencari belokan untuk mengejar Icya.

Keyta belum cukup mengenal Zukha, sehingga sekalipun ia melihatnya Keyta sama sekali tidak tau. Dengan tegas Keyta akhirnya ikut mengejar Zukha, Ia harus memastikan bila Icya baik-baik saja. Terlepas dari rumor yang mengatakan tentang Zukha, Radin harus mendapatkan penjelasan pasti dari gadis yang telah merusak Radin. Kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya, ia tidak ingin terlambat dengan menyesali keteledorannya. Saat ini Keyta khawatir dengan Icya, iabahkan tidak mengindahkan umpatan-umpatan dari pengendara lain yang hampir celaka karena kenekatannya.