Keesokan harinya, ketiganya terbangun oleh bau masakan yang sedap, Keyta sempat bingung karena terbangun disebuah kamar asing. Namun lelaki itu segera paham apa yang terjadi, Keyta mengeluh sejenak karena kelupaan subuh. Namun yang paling membuatnya segera merasa malu adalah saat ia menemukan sosok wanita anggun yang sedang menyiapkan hidangan di ruang makan.
"Mom" Icya merangkul wanita itu dengan manja
"Dasar anak nakal, selalu bikin khawatir saja" Wanita itu menoel hidung Icya
Melihatnya Keyta tersenyum, lalu tatapannya beralih pada benda yang seingatnya sudah disembunyikan semalam. Namun benda itu kini justru berada di atas meja, ia merasa malu dan bila dipikirkan lagi untuk apa ia sembunyikan coba. Mungkin semalam Icya sudah memberitahukan semua pada keluarganya.
"Ih bau kecut, mandi dulu sana" Perintah mama Icya, gadis itu segera beranjak
"Pagi Tante" Sapa Keyta yang baru pertama melihat orang tua Icya
"Nak Keyta ya" Ucap wanita itu tanpa menoleh "Oh iya baju kamu sudah disetrika oleh Bik Entik, kamu pakai sepatu Yuji saja ya maaf kita tidak berhasil mengeringkannya" Wanita itu menatap Keyta dengan menyesal
"Tidak apa-apa Tante, justru saya yang harus berterima kasih dan maaf karena merepotkan" Ucap Keyta
"Tidak, aku tidak repot toh semua yang nglakuin Bik Entik" Ucapnya, saat itu seorang wanita paruh baya datang sambil membawa seragam Keyta
"Terimakasih ya Bu" Ucap Keyta, ia merasa canggung bila harus memanggil Bik juga padanya
"Yo Keyta, sudah bangun Lo" Sapa kak Yuji yang terlihat baru dari luar ruangan
"Iya kak maaf bangun kesiangan" Ucap Keyta
"Tak apalah, aku juga sering seperti itu" Lelaki itu terkekeh
"Yuji jangan mengajari nak Keyta hal buruk dong" Wanita dengan dandangan modis terlihat memelototi anak keduanya
"Maap maap" Yuji menjawab dengan masih terkekeh "Oh iya Key sorry motor Lo ngadat, kayaknya kelebihan aer hujan semalam" Lanjut kak Yuji
"Oh iya maaf kak semalam kelupaan" Keyta mendadak merasa konyol
"Sudahlah tidak usah dipikirin, nanti biar dibawa pak Kama ke bengkel dan sekalian diantar kesekolah Lo" Ucap kak Yuji "Ya setidaknya Lo ngak ngesot saat pulang" Lanjutnya masih denagn tawa yang renyah
"Jadi gue di usir nih" Batin Keyta
"Makasih ya Tan udah dibolehkan nginep disini" Zukha yang lebih dulu selesai segera menyapa ibunya Icya
"Emang kakak mau kemana" Tanya Icya yang sudah rapi dengan seragamnya
"Ya cari kos atau kontrakan mungkin" Jawab Zukha pelan
"Lah kenapa, disini aja kak lagian jarang ada yang pulang" Sindir Icya, Mami dan kak Yuji cengingisan
"Buruan Key lo mandi, ntar gue antar bareng Icya" Perintah kak Yuji pada Keyta yang masih mematung
"Oh iya" Keyta segera bergegas
"Iya nak Zukha, biar ditemanin Bik Entik dan pak Kama, mereka suami istri kok" Ucap Bu Danastri
"La emang mam gak ngantor" Tanya Icya yang seingatnya selalu disopirin pak Kama
"Seminggu ini mami mau keluar kota sayang" Jelasnya "Minggu depan papimu juga udah balik kok" Lanjutnya, Icya bersungut mendengar kalimat itu.
"Kenapa lo Cy ngrasa kesepian ya, kan masih ada gue" Ucap kak Yuji
"Halah gombal, kakak kan sering nyibuk di kampus" Sindir Icya
" He he ya mo gimana lagi Cy, pahamilah aku yang ngejar skripsi" Kak Yuji mendrama, memang benar Yuji harus sering bergadang dan terpaksa menginap di rumah temannya untuk menyelesaikan skripsi, ia sering kewalahan menyelesaikan tugas akhirnya itu.
"Sarapan dulu gih" Perintah Bu Danastri saat mereka sudah berkumpul disana, Keyta merasa segar sekarang
"Nanti kalau kamu butuh sesuatu bilang sama bik Entik ya" Ucap pemilik wajah teduh itu pada Zukha, "kalau mau pergi-pergi bilang pak Kama" Lanjutnya lembut "Anggap saja rumah sendiri"
Zukha terharu mendapat perhatian dari keluarga Icya, ia tidak menyangka akan diterima dengan baik. Mereka juga terkesan tidak mendiskriminasinya sehingga Zukha merasa nyaman berada diantara mereka. Keceriaan saat sarapan pagi juga suasana hangat yang tidak pernah ia dapatkan membuatnya tanpa sengaja meneteskan air mata. Zukha segera menyekanya saat tatapan seluruh penghuni tertuju padanya. Zukha menjadi canggung, untung saja mereka tidak mempedulikannya dan terus melanjutkan kegiatan masing-masing.
Beberapa saat kemudian Keyta dan Icya sudah berada di dalam mobil kak Yuji, setelah berpamitan kak Yuji segera menjalankan mobilnya menyusuri jalanan. Keyta menatap Icya dari kaca spion depan, gadis itu sedang asik melihat keluar jendela entah apa yang di pikirkannya.
"Cantik ya" Ucapan kak Yuji membuyarkan lamunan Keyta, ia tersipu karena ketahuan memandangi Icya.
Kak Yuji adalah lelaki yang gampang bergaul, ia juga ceria dan banyak hal yang dapat dibicarakan. Sepanjang perjalanan ke sekolah, Keyta dibikin kagum oleh lelaki yang lebih tua 5 tahun darinya.
Icya hanya menatap heran saat melihat dua lelaki yang duduk di depan dapat bercerita banyak hal, keduanya terlihat klop satu sama lain.
"Lo satu-satunya cowok yang pernah diajak ke rumah oleh Icya Key" Ucap Kak Yuji sambil melirik Icya
"Basi" Ucap Icya
"Ya siapa coba teman lo selain kin kin kin by hes" Sebutan kak Yuji pada teman-teman Icya, mendengar itu Keyta ngakak ia tidak menyangka kak Yuji memiliki panggilan lucu untuk gengnya Icya
"Rese, udah sana fokus nyetir" Icya sewot, selanjutnya Icya sudah tidak mengubris lagi perkataan konyol kakaknya, ia lebih memilih menatapi jalanan kota
Ketika sampai disekolah keduanya tampak canggung terlebih kedapatan dengan Byta yang juga barengan dengan Bryan. Icya dan Byta berjalan beriringan, namun begitu mereka tidak ada obrolan yang dibicarakan. Icya sendiri belum ingin bercerita tentang masalah kak Zukha, bukan bermaksud untuk menyembunyikan dari teman-temannya. Namun kejadian akhir-akhir ini membuat gadis itu lelah, sehingga Icya lebih banyak diam dari biasanya.
Sepertinya Byta menyadari perubahan pada Icya, selama ini Buta hanya mendengar dari teman-temannya. Namun karena kegiatan club yang membuatnya sibuk, Byta jadi tidak punya waktu untuk memperhatikan Icya. Byta menyeret Icya kesebuah kamar mandi perempuan, melihat kedua gadis itu menyimpang dari tujuan membuat mereka saling memandang dan angkat bahu. Setelah tau kemana tempat yang mereka tuju, Bryan dan Keyta memilih untuk pergi kekelas masing-masing.
Icya terpojok saat mendapati Kinta berada dikamar mandi juga, tapi ia tidak akan heran. Terlebih selama beberapa Minggu ini siswa dibebaskan untuk membawa hp, mengingat hari festival sekolah dan lomba tingkat kota sudah dekat. Pihak sekolah berfikir mungkin dengan adanya alat komunikasi akan memudahkan para siswa untuk saling berbagi, sebenarnya itu usul dari Keyta dan OSIS juga. Yang semakin meyakinkan kepala sekolah.
"Ada yang Lo sembunyikan dari kita" Cerca Byta
"Apaan gak ada" Bantah Icya
"Ada" Kinta ikut menekan Icya "Kapan lalu gue lihat lu keluar dari ruang UKS bareng Keyta" Lanjutnya
"Yee kalian kan tau sendiri gue ngapain di UKS, itu juga panggilan Bu Randa kok kalo soal Keyta kebetulan aja dia lewat jadi gue suruh bantu bawa" Icya nyengir
"Rin Lo gue seret atau keluar sekarang juga" Teriak Byta
"Iya-iya bentar" Terdengar sahutan dari salah satu ruang "Lagi sakit perut juga" Gerutu Karin
Beberapa saat kemudian gadis itu keluar, mencuci tangan dan ikut gabung dengan mereka.
"Tenang aman gak ada orang lain" Kinta mengacungkan jempol
"Sore-sore kemarin kenapa Lo bikin ulah lari-lari nyebrang jalan" Karin menatap Icya "Udah gitu Keyta ikut-ikutan menggila lagi" Lanjutnya "Lo tau gak tuh bocah hampir dilaporin" Karin gak habis pikir dengan kejadian itu "Untung aja ditenangin ma bokap gue"
"Kalian lagi berantem atau gimana sih, kok tiba-tiba pagi ini kalian berangkat bareng" Pikiran Byta sudah melalang buana
Icya ngakak, ia tidak mengerti bila teman-temannya akan berfikir aneh tentang hal itu. Icya mengajak ketiga temannya ketempat yang lebih aman, terlebih beberapa toilet mulai rame.
Ketiganya hanya bengong dan sesakali terlihat syok, mereka tidak menyangka bahwa wanita yang tidak punya malu itu akan nekat untuk bunuh diri. Terlebih sekarang dia hamil, kabar yang membuat ketiganya kaget. Selama ini mereka tidak pernah berpikir tentang itu, mereka justru sering mempertanyakan hubungan Icya dan Keyta. Walau hanya beberapa kali saja namun mengingat Icya bukanlah gadis yang suka berduaan dengan laki-laki, tentu saja membuat yang mengenalnya merasa janggal.
"Trus hubungan Lo ma Keyta itu apaan" Karin masih belum paham
"Ya gak jauh beda dengan hubunganmu ma Naoto, Lo ma Rafid dan Lo ma Bryan" Mendengar ucapan Icya ketiganya bungkam
"Oh iya pelajaran pertamaku matematika" Byta berinisiatif pergi duluan
"Kayaknya aku juga harus buru-buru deh" Karin menyusul
"Gue juga ya" Kinta dengan polos meminta ijin
Kini giliran Icya yang kebingungan melihat sikap mereka
"Apa aku salah bicara" Gumam Icya "Emang hubungan apa yang ada pada mereka" Lanjutnya saat mengingat rasa malu dengan semburat merah diwajah ketiganya.
Icya segera bergegas kekelas, tanpa ia ketahui ada sepasang mata yang bersandar dibalik tembok pembatas tempat mereka berdiskusi tadi. Gadis itu menahan gejolak didalam dadanya, ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Sejak awal posisi memang bukan disana, andai dia bisa bertahan hingga sekarang itu semua hanyalah keajaiban. Terlebih selama ini hanya dialah satu-satunya yang terus selalu berusaha menyeimbangi mereka, mungkin sudah waktunya menyerah. Tak akan mungkin baginya terus berada dalam bayang-bayang bintang, toh nyatanya ia hanya setangkai rumput liar yang mencoba bertahan ditengah-tengah bunga mawar. Bila ingin menggapainya, maka ia harus rela tertusuk duri bukan. Gadis itu segera berbalik dan berjalan menjauh, ia tidak mau terlalu tenggelam dalam kemunafikannya. Hesty.