Meskipun dengan sedikit keraguan, Mas Huda pun akhirnya memberikan jawaban," Emm ... sebenarnya, aku butuh bantuan dari kamu sih Nad."
"Bantuan ... seperti apa Mas Huda? Kalau saya bisa, pasti bakalan saya lakukan," sahut Nadia.
"Jadi ... kan lusa itu ada teman kuliah mau nikah. Kamu, bisa temenin ke kondangan nggak kira-kira Nad?" Mas Huda menjawabnya dengan wajah sedikit memerah.
"L-lusa? Jam berapa memangnya Mas?" tanya Nadia.
"Jam ... berapa ya? Duh, malah lupa. Sebentar-sebentar." Sahut Mas Huda yang kemudian menelpon Hanifa, adiknya yang mungkin masih di rumah.
"Halo ... kamu masih di rumah nggak Fah?"
"Ya enggak lah Mas, udah jam segini ya aku dah di sekolah. Gimana? Ada apa emang Mas?" sahut Hanifa.
"Ohh ... i-iya. Ya sudah sorry nggak jadi." Mas Huda pun langsung menutup penggilan telponnya ke Hanifa.
"Telpon siapa Mas?" tanya Nadia.