"Iya, Owen!" Mata Kim membola lalu meraih tangan putranya yang masih berada antara senang dan sedih. Senang karena bisa bebas dari penjara tapi sedih karena dia yakin Tuan Brown tak akan membuat semua ini dengan gratis.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Owen nampak terduduk lemas di atas kursi makannya sembari terus menatap Kim dengan tatapan lesu.
"Kau tanyakan saja pada pria tua itu, apa yang dia inginkan darimu!" tutur Kim lalu menyodorkan ponselnya pada Owen, putranya.
"Kenapa pakai ponselmu, Bu?" tanya Owen lalu meraih ponsel lawas milik Kim dengan tatapan yang masih saja bingung.
"Aku menyimpan nomer ponselnya dan aku yakin jika kau menghubunginya dengan nomerku, dia akan segera menjawabnya!"
Owen mengangguk pelan lalu mulai mencari nama Tuan Brown di deretan nama kontak ponsel ibunya. "Baiklah, ini nomer ponselnya!" seru Owen lalu menunggu hingga Tuan Brown menjawab panggilan teleponnya.
["Nyonya! Apa kabar?"] sapa Tuan Brown dengan ramah.
"Hai, Tuan. Ini aku, Owen!"