Setelah diam cukup lama di salah satu bilik toilet khusus perempuan dan mematikan ponselnya untuk menghindari Cantika dan Sari yang pasti akan menerornya, Nisa menepuk-nepuk kedua sisi pipinya sambil melihat pantulan wajahnya dari layar ponselnya.
"Sa, okey, Sa … lo gak boleh nangis. Cukup sampai sini aja lo nangis hari ini."
"udah 2 kali Sa, udah 2 kali lo nangis di sekolah hari ini."
"fyuh … okey, atur nafas terus senyum dan lupakan kejadian tadi."
Nisa terus melakukan talk self pada dirinya sendiri guna menghilangkan kilatan insiden tadi di Ruang OSIS.
"huuuhhh … tapi gak bisa!"
"bodoh! Bodoh!"
"lo bodoh karena cuma nampar dia! Itu gak bakalan mungkin buat dia kapok!"
"bodoh! Gue pengen ngulang waktu!!"
Dan air mata yang tadinya telah mongering dan sempat terhenti membasahi pipinya kembali meluncur bebas.
"hik .. hik … Bang Rehan…"