Saat Mentari dan Biashi meninggalkan rumah besar ini, Yuanita menangis di belakang Atma. Dia masih tidak tega melepaskan mentalitasnya, sementara dia tidak ingin hidup dalam kemiskinan seperti dulu.
"Tidak, bibiku sudah memanggil putrimu. Dia bilang dia ingin menjemputnya di halte depan, jadi kita harus berjalan sedikit dulu," dia keluar dari gerbang. kata BiAasih saat itu.
"Tidak apa-apa, Nyonya, saya beruntung putri bibi saya akan datang menjemput kami." Mentali sedikit bersyukur karena tidak ada di jalan malam ini.
"Indah, bukan matahari!" Suara Man Diman menggonggong dari gerbang, dan Biashi serta Mentari menoleh ke arahnya.
Seorang pria paruh baya bergegas ke Mentali dan Biashi, yang sudah berjarak 100 meter dari rumahnya. Mang Diman sepertinya sudah mengetahui bahwa Mentali dan BiAsih akan pergi dari rumah ini malam ini.