Para bodyguard tadi menunggu di depan gerbang sekolahnya, dan nanti saat Mentari keluar dari sekolahan mereka baru mengikutinya lagi.
Disaat Mentari berjalan menuju ke kelasnya, seseorang memanggil namanya cukup keras. "Mentari, tunggu!" tentu saja Mentari susah bisa mengenali suara itu, Baruna berlari ke arahnya.
Disekolah ini hanya ada Baruna yang tulus berteman dengannya, dan yang lain hanya ingin memanfaatkan Mentari sebagai anak dari pengusaha kaya.
"Tumben udah berangkat?" Mentari lantas bertanya padanya.
Baruna ini memang sering sekali terlambat, karena rumahnya yang cukup jauh dan sering terjebak macet. "Udah lah si sopir udah nggak lelet lagi, kena marah sama gue makanya nurut."
"Jangan galak-galak dong! Oh iya pr dari Bu Enggar udah belum?" Mentari balik bertanya padanya. "Udahlah, lagian kalau nggak dikerjain bisa-bisa gue diusir dari kelas." Jawab Baruna agak kesal karena dirinya juga pernah merasakan hukuman dari Bu Enggar itu.