Hari demi hari terus berlalu. Dewi sering menunggu namu sering kali tiada hasil. Hingga dini hari dan pagi menjelang nmun apa yang ditunggu tak juga datang. Kekasih impian tak kunjung datang.
Beberapa kali dihubungi sangat sulit bahkan membuat jadwal saja dibatalkan mendadak. Belum terpikirkan rasa jengkel dan kesal di hati Dewi, dia hnya menganggap kekasihnya sibuk seperti apa yang disampaikannya.
Sederhana sekali cara berfikirnya. Apa yang terjadi hanya indah saja.
Suatu malam, dia masih dibangku menunggu kekasihnya siapa tahu lewat disana. Tanpa sengaja dia melihat mibil kekasihnya itu melaju namu tidak berhenti ketika di dekat Dewi yang pastinya jelas terlihat dari kendaraan.
Dewi berdiri berhapa kekasihnya tahu dia masih disana namun tidak dihiraukan, mobil itu tetap melaju.
Sedikit rasa kecewa karena padahal sesungguhnya harapannya sedang menggebu-gebu dan dipatahkan begitu saja.
Dewi pulang dengan menumpang taxi dengan sedikit murung.
Sampai di rumah dia mengirim pesan pada kekasihnya berharap ada respon.
"Mas....saya tadi melihatmu melintas di depanku, harapanku kmu melihatku!"
"Rupanya tidak, kamu terus melaju dan aku sia-sia menunggumu!"
"Aku sangat berharap bertemu denganmu!"
hingga siang hari chat itu tidak dibalasnya.
Dewi makin kesal. Namun rasa kesal itu segera tepisnya. Masih ada esok hari untuk berharap bertemu. Mungkin akan di coba menghentikan saja.
Masih sederhana dia berfikir tentang kekasih itu. Tinggi sekali mimpinya berharap dia adalah kekasih, padahal hanya beberapa kali bertemu. Dia sendiri belum mengetahui asal-usul dan kehidupannya yang sebenarnya. Naif atau bodoh?
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Sudah lebih seminggu usaha Dewi sia-sia. Dan malam ini adalah malam kesekian dia berusaha menemui pria itu, namun dia malah tidak menemukan mobilnya sekalipun.
Angin bertiup lirih dan berlalu menyambut pagi.....