Malam telah larut, Dewi masih bekerja pada tempat dia bekerja sebelumnya. Jiwanya yang pernah rapuh sudah membaik kembali.
Dia sudah menjalani kehidupannya sepertri biasa. Dia sudah kembali bekerja. Dia sekarang bekerja pada gerai junkfood di mall depan hunian mewah kelas atas.
Dia sudah berjanji pada dirinya dan ustad yang membantunya mengikhlaskan kenyataan yang telah dialaminya itu.
"Susah sekali gocar apalagi gojek." keluhnya lirih.
"Eh, hari ini Sabtu kan?" tanyanya pada diri sendiri.
Kendaraan masih lalu lalang. Tapi kendaraan pribadi dengan tujuan yang tak pasti.
"Mana mungkin aku jalan kaki ke ujung sana?"
Dewi masih menimbang-nimbang untuk berjalan. Tentunya akan sangat capek. Apalagi sedikit remang-remang.
"Bismillah..." dikuatkan keyakinannya untuk melangkah.
Ketika dia melangkahkan kaki, ada mobil yang mendekat perlahan.
"Dewi ?" sapa seseorang dari dalam mobil, nampak lembut dan suara yang tidak asing.
Dewi perlahan menoleh.
"Mas Rio...." matanya membelalak. terkejut
"Tidak mungkin!" dia tetap tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat. Diusapnya kedua matanya. Ditatapnya lekat-lekat pemuda di dalam mobil itu.
"Apa benar kamu Mas Rio?" tanya Dewi sambil mendekat pada pintu mobil.
" Iya, aku Rio. Apa kamu udah lupa?" jawab Rio dan balik bertanya.